Senin, 22 September 2008

RESPON ANDA MENENTUKAN KUALITAS DIRI ANDA

Manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Meskipun terlahir ada yang sama dengan wajah serta bentuk tubuh namun tetap memiliki kepribadian yang berbeda. Jika kita perhatikan perbedaan karakter manusia yang ada di muka bumi ini, tidak ada satupun yang sama.

Tuhan sungguh Ajaib, DIA mampu menciptakan manusia dengan karakter yang berbeda-beda. Jika karakter manusia di muka bumi ini sama maka akan terjadi ketidak seimbangan hidup.

Bicara mengenai karakter berarti kita berbicara mengenai sikap atau perilaku, melalui responlah sikap dan karakter kita terlihat.

” Sudut pandang Anda menentukan kualiatas dari yang Anda lihat ” ( MT-Staying Attractive )

Belakangan saya sangat tertarik dengan yang namanya “RESPON”, kata yang terdiri dari enam huruf namum mempengaruhi lingkungan sekitar anda. Saya banyak melakukan komunikasi setiap harinya, bertemu dengan banyak pribadi dengan karakter yang berbeda. Tingkat pendidikan dan cara pandang mereka juga berbeda-beda namun semuanya memiliki arti buat saya.

Kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain adalah kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan jika kita tidak mampu mengungkapkan apa yang ada dipikiran kita dan apa yang kita lihat, mungkin efeknya, kita akan menjadi tertekan atau depresi.

Well, komunikasi yang baik akan diterima dengan baik jika kita mampu merespon komunikasi orang lain yang dilemparkan ke kita dengan baik pula. Saya pernah bertemu dengan seorang teman, dari pendidikannya bisa dikategorikan baik bahkan dia seorang sarjana keagamaan. Selama ini saya hanya mendengar dari orang lain bentuk “RESPON” yang disampaikan oleh wanita ini. Buat saya selama saya tidak melihat dan merasakan sendiri “RESPON” seseorang kepada diri saya, sebagai pribadi yang bijak tidak baik jika kita menghakimi “pribadi” tersebut adalah pribadi yang “AROGAN”.

Berusaha menyampaikan “PESAN” kepada orang lain dengan sebaik mungkin agar “FEEDBACK” yang diberikan baik pula maka dibutuhkan “TEHNIK” komunikasi yang “JITU” dalam menghadapi siapa saja. Belajar menyesuaikan komunikasi terhadap setiap pribadi berarti kita adalah “KOMUNIKATOR” yang baik dan berkualitas.

Tidak beberapa lama, saya mengadakan pertemuan khusus dengan beberapa aktivis “Keagamaan” yang bertujuan untuk mengklarifikasi “Issue” dengan harapan ada “SOLUSI” bagi semua pihak.
Dari awal komunikasi sebagai pihak ketiga saya dan beberapa rekan yang lainnya mencoba mendengarkan, menganalisa, jika memang dibutuhkan diantara kami akan bersuara mengungkapkan “PENDAPAT” mereka.

Aku melakukannya dengan memberikan pandanganku ke forum dan berusaha menyampaikan ”OPINI” menggunakan bahasa yang sederhana. Sebagai pribadi yang belajar “KOMUNIKASI” selama empat tahun di Universitas, saya banyak belajar untuk yang satu ini meskipun terkadang “RESPON” saya tidak baik karena dibumbui oleh “ EMOSI”

“EMOSI” seringkali mempengaruhi “RESPON” kita kepada orang lain. Jika hati dan pikiran kita tidak nyaman maka itu akan terlihat melalui “RESPON” kita kepada orang-orang di sekitar kita.
Ketika diskusi berlanjut, saya sangat “Kaget” mendengar “RESPON” wanita ini dan memandangnya dengan seksama. Saya memperhatikan bahasa tubuh, ekspresi wajahnya hingga nada suaranya. Saya jadi “Tergelitik” mencari tahu, apa yang ada di dalam diri wanita yang menjadi teman saya belakangan ini. Saya jarang berkomunikasi dengannya namun begitu “RESPON” yang dia berikan, saya “KAGET” bercampur “PENASARAN”.

Dengan bahasa tubuh serta nada yang saya atur agar komunikasi yang saya sampaikan baik maka saya memberanikan diri menyampaikan “FEEDBACK” saya kepada wanita kecil namun nada suaranya punya power yang besar.

Rupanya pesan saya tidak dapat diterima dengan baik sehingga di “RESPON” keras oleh wanita ini. Saya benar-benar “KAGET” dan juga beberapa teman saya “KAGET” mendengar “RESPON” wanita ini.

Melihat kondisi serta “RESPON” wanita ini maka kami sepakat untuk tidak membahas “Issue” ini dan pemimpin diskusi mencoba mengalihkan diskusi ke “Topik” yang lain. Ada ketidakpuasan di dalam diri saya, sebagai KOMUNIKATOR saya gagal menyampaikan pesan dan sedikit “MEMIKIRKAN” apakah tehnik yang saya gunakan keliru.

Diakhir diskusi teman saya mengatakan kepada saya “ Karakter, seseorang mempengaruhi RESPON”. Apa yang dikatakan teman saya sangat benar. Karakter kita mempengaruhi ”RESPON ” kita. Apapun status kita dan setinggi apapun pendidikan kita jika karakter kita masih ”KERAS” dan ”EMOSIONAL” maka akan mempengaruhi setiap ”RESPON” yang kita berikan bagi orang lain.

Dari ”RESPON” tersebut saya sudah bisa menentukan ”KUALITAS” wanita ini dan memahami ”PRIBADI” seperti apakah wanita ini. Tidak semua orang seperti itu namun dari pengalaman saya mengetahui bahwa “RESPON” kita menentukan “KUALITAS” kita dihadapan PUBLIK. Pendidikan,kekayaan dan status anda tidak menjamin anda berkualitas namun “RESPON” andalah yang menentukan anda berkualitas atau tidak.

“ So...jadilah pribadi yang BERKUALITAS karna kemampuan anda MERESPON sesuatu dengan baik, maka anda layak menjadi Pribadi-pribadi TERPILIH.” ( By : Helena )


Keep Super
Helena

Father Love

Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita. Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade it self, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things..1 Corinthians 13:4-7 (NKJV)

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya merekapun selalu berdoa,
'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik.

Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak. Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak.

Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung, lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerimanya, pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,'si ayah bertanya.. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan.Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu.

But above all these things put on love, which is the bondof perfection. Colossians 3:14 (NKJV)
Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut, tetapi mereka menanggung semuanya itu.

Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain.

Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya. Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya.

Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw nih… ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.

Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat. Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'. Setelah itu, ia berlari ke kulkas, karena ayam sudah mulai berkokok, lalu mengambil sebutir telur lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok teh saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu.

Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.' Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.' Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?' 'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan.

Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda. Setelah semuanya habis si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak…' 'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hariini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.''Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.'

Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku…'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut? Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan.

Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga. Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapu yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebuskan dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut..

Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu. You are all fair, my love, and there is no spot in you. Song of Solomon 4:7 (NKJV)

Selasa, 16 September 2008

KEPRIBADIANNYA SELALU TERLIHAT CANTIK

Dua tahun belakangan ini ada yang ”Indah” dalam Gereja kami. Tuhan memberi kami penguatan meskipun gereja kami di resolusi (ditutup) oleh massa. Menjadi wanita tercantik di GBI Griya Bukit Jaya memang sangat membanggakan. Rambutnya yang putih, kulitnya yang masih tetap halus serta tutur bahasanya yang manis dan lembut adalah sosok wanita idaman pria dan Allah tentunya. Saat melihatnya pertama kali, aku jadi berfikir dan membayangkan seperti apa masa muda beliau dan bagaimana cara beliau bergaul. Aku pernah bertanya pada beliau seputar masa muda yang pernah dilaluinya. ” Saya itu dulu tinggalnya pindah-pindah dan aktif di organisasi gereja” kata beliau dengan semangat.

Ini suatu ketertarikan yang luar biasa dari Oma Ida saat kita memandangnya dan melihat sosok wanita dewasa yang memberikan kenyamanan. Sifatnya yang keibuan dan terlihat diam namun peduli pada setiap pribadi-pribadi yang ada di sekitarnya. Wanita cantik yang kita panggil dengan sebutan Oma Ida ini lahir pada tanggal 16 September 1938. Jika dihitung-hitung berarti usinya Oma sudah 17....eh....maksud saya 70 tahun, he....he.....

Saya sempat share dengan beliau melalui telpon dan mencari informasi sebanyak mungkin aktivitas yang dilakukan oleh Oma saat masih muda. “ Saya hanya lulusan SD, dan aktif dalam pelayanan sekolah minggu juga pelayanan gereja secara umum setelah menikah” kata Oma dengan suaranya yang lembut. Well....Oma memiliki pengalaman indah berada dalam lingkungan Gereja.

Di tahun 1950, Oma memutuskan menikah, membina keluarga dan memiliki dua anak, salah satunya Ibu Fifi, satu dari sekian wanita cantik yang aktif di Gereja kami. Gereja memang “berjodoh” dengan wanita-wanita cantik dan berkarakter.

Ada satu pengalaman indah yang saya dapat saat mendengarkan Oma berbicara melalui telepon. Meskipun saya tidak melihat beliau secara langsung tapi Oma mampu mempersuasif (mempengaruhi) saya melalui suaranya yang khas. Saya bisa merasakan seorang ibu yang tulus mengasihi keluarganya dan mengajarkan saya untuk tetap mengasihi orang-orang yang kita cintai atau orang-orang di sekitar kita meskipun kita disakiti.
Kita akan terlihat cantik sampai kapanpun jika kita terus memelihara karakter baik dalam diri kita. Ada satu kalimat yang pernah saya dengar dari seorang motivator ganteng dan cerdas seperti ini :
” Semua yang cantik dan Indah memiliki masanya, kemudian berlalu, tetapi kecantikan dan keindahan itu bisa tetap bersama kita bila kita memeliharanya ” ( Mario Teguh – Staying Attractive )
Kecantikan bukan sekedar fisik tapi bagaimana kita bisa menjadi contoh bagi orang lain dan menjadi berkat bagi orang lain.

Sebagai wanita dewasa yang sudah memiliki banyak pengalaman hidup dan sudah menikmati kebahagiaan dan kesedihan, Oma punya pesan khusus buat generasi muda terutama bagi pemuda GBI Griya. “ Jadilah pemuda yang takut akan Tuhan, terus melayani di dalam Gereja dan memberikan yang terbaik buat Gereja. Menjaga sikap dan perilaku sebagai pemuda Kristen “. Pesan yang tulus buat kami para pemuda yang ada di Gereja.

Oma juga mempunyai harapan buat Gereja, agar Gereja semakin maju, saling mengasihi, tetap semangat dan melayani dengan tulus. Saat ini Oma bersyukur memiliki keluarga yang baik dan kehidupan keluarga anak-anaknya terlihat rukun serta saling mengasihi. Oma melihat kebaikan Tuhan dalam keluarganya. Sampai kapanpun Oma tidak ingin merepotkan keluarga dengan keberadaan dirinya.

Mendengar ucapan Oma, saya sangat terharu sekali dengan ketulusan beliau. Dia terus berdoa buat keluarga dan Tuhan memberkati masa depan keluarganya. Sebagai generasi muda saya dan Eka sangat bangga menjadi bagian dari kehidupan Oma dan mengharapkan yang terbaik buat Oma. Puisi ini buat Oma terkasih yang banyak mempengaruhi karakter kami sebagai wanita.

WANITA SEJATI

Bertemu denganmu adalah TAKDIR
Menjadi bagian dari kehidupanmu adalah
BERKAT
Meneladani kehidupanmu adalah
KEWAJIBAN
Berbagi pengalaman denganmu adalah
KEBUTUHAN
Jatuh cinta padamu sungguh di
LUAR KENDALI

Because WE LOVE YOU, OMA
( By : Helena )

Tuhan mencintai pribadi yang selalu mencariNya dan Tuhan merindukan kita untuk selalu menjalin komunikasi denganNya. Melalui tulisan ini Pdm. Ridwan Kurniawan & Keluarga serta seluruh jemaat gereja mengucapkan :

HAPPY BIRHTDAY
&
May Lord Bless you forever

” Jadilah pribadi yang bercahaya karena kemampuan Anda berbuat baik dan bersikap dengan tulus sehingga terlihat indah di hadapan semua pribadi bukan karna kemampuan Anda untuk berpura-pura baik dan bersikap dengan baik di hadapan orang-orang tertentu saja.”( By : Helena )


With Love
Helena


Jumat, 12 September 2008

Filter Yang Baik Bagi Pribadi Yang Cerdas

Setiap manusia mempunyai sisi positip dan negative, sering kita hanya memaksimalkan sisi negative dalam diri kita karena kondisi dan situasi yang memicu dan kita senang melakukannya. Sisi negative ini menjadi menonjol dikala kita tidak suka dengan personnya dan ingin menjatukan orang tersebut.

Belakangan ketika saya ingin mendiskusikan ”issue” yang timbul dalam sebuah organisasi terutama organisasi keagamaan, saya mencoba berhati-hati dalam komunitas ini. Jangan sampai hal ini membuat suatu ”issue” menjadi lebih serius dan kita tidak punya jalan keluar untuk hal ini.

” Saya bukan membicarakan personnya tapi responnya” ini adalah kalimat yang diutarakan teman saya dan saya belajar untuk berfikir seperti ini. Membicarakan respon berarti kita juga membicarakan orangnya. Tadinya saya bingung dengan kalimat ini tapi ketika komunikasi diarahkan pada respon maka kita akan berupaya mencari ”solusi” dalam issue tersebut.Dari sinilah saya benar-benar belajar mengenai ”respon” seseorang.

Sebagai aktivis gereja saya benar-benar harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan filter yang baik saat “issue” menyangkut seseorang yang sangat dekat dan baik di mata saya. Tidak mudah menjadi pribadi seperti ini, karakter serta pola pikir seorang wanita mempengaruhi respon saya yang terkadang saya lost ( kehilangan ) kontrol dalam berkomunikasi.

Bicara mengenai filter berarti kita berbicara mengenai bagaimana kita ”menyaring” informasi yang baru dengan baik sehingga emosional kita tidak diacak-acak. Baru-baru ini saya mendapat ”issue” dalam organisasi saya. Issue ini sangat mengganggu emosional saya sehingga saya meresponnya dengan kesal juga marah. Sikap yang benar-benar tidak baik bahkan kalau kita kehilangan control bisa menimbulkan konflik. Saya bersyukur issue ini tidak mempengaruhi saya secara total sehingga saya masih bisa berada di jalur yang lurus. Mencoba dan menyediakan waktu dengan mendengarkan konfirmasi dari pihak yang berbeda membuat saya jauh lebih tenang. Saya tidak bingung meskipun informasinya berbeda tapi saya tertantang untuk menganalisa kenapa informasi yang diberikan berbeda.

Tidak sulit untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah jika kita mau sabar mendengar dan menganalisa issue yang terjadi. Mencari info sebanyak-banyaknya dari beberapa atau lebih pribadi yang terdekat , mengumpulkan keterangan yang akurat tanpa bertujuan untuk menjatuhkan pihak yang lain.

Saya belajar melakukan hal ini dan hasilnya saya mendapatkan suatu “kebenaran” yang dapat saya pertanggung jawabkan tanpa harus menjadi jahat atau buruk dengan pihak yang kita anggap keliru. Kekeliruan terjadi saat kita tidak mampu mengatasi diri kita dengan baik. Ketika kita tidak percaya diri dan kurang cinta di dalam diri kita maka yang ada kita mencari cara bagaimana menarik perhatian dari orang lain. Yang berbahaya adalah ketika kita melakukannya dengan pemberontakan. Ingat kisahnya Yudas, murid Yesus yang jadi kepercayaan Yesus sebagai bendahara ini melakukan pemberontakan saat dia kurang cinta dalam dirinya. Dia melakukan suatu kekeliruan dengan menjual Yesus sebagai upaya menarik perhatian orang lain.

Kekurangan cinta terkadang menjadi motivasi kita mencari cara untuk meminta cinta serta perhatian dari orang lain. Cintailah diri anda sendiri seperti anda mencintai orang lain. Saat Cinta di dalam diri kita sudah cukup maka kita akan mampu memberikan cinta tersebut kepada orang lain. Cukupkanlah cinta di dalam diri anda supaya anda mampu merespon dan memiliki issue dalam menghadapi issue.

Ada satu ayat Alkitab yang saya peroleh yang isinya memberikan pencerahan kepada saya. ” Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak ” ( Amsal 16 : 16 ). Dalam ayat Alkitab ini saya belajar untuk meminta hikmat di dalam berfikir dan bertindak seperti yang dilakukan oleh yang pembuat Amsam yaitu Raja Salomo.

Respon kita menentukan siapa diri kita, jika kita tidak mampu merespon dengan tepat dan benar maka efeknya akan ke pribadi-pribadi di sekitar kita bahkan ke dalam diri kita sendiri. Melalui tulisan ini saya mengajak kita untuk memiliki filter yang baik dan positip saat issue timbul dalam lingkungan kita. Terutama buat aktivis gereja, yang terlibat secara langsung dan menjadi bagian penting dalam suatu pelayanan, milikilah suatu filter ( saringan ) yang membuat kita merespon dengan baik dan bijaksana. Apapun karakter alamai anda jika filter yang kita miliki kuat maka bersama Yesus tiada yang mustahil. Selamat melayani bagi pelayan Tuhan. Apapun kontribusi anda di dalam Gereja, anda menjadi luar biasa jika filter yang anda miliki sangat baik. Tuhan Yesus Memberkati.


All the Best
Helena

Doa Bukan Sekedar Kata-Kata TAPI Keyakinan

Sebagai orang beriman, saya tidak henti-hentinya mengangkat tema ”Doa” yang sangat melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Menjadi Kristen sejak lahir sudah menjadi kebiasaan saya dalam keseharian saya melakukan doa. Mulai dari belajar di rumah sampai mengenal doa lebih dalam di Gereja.

Papa dan mama saya mengajarkan doa itu penting dan harus kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Saya melakukan doa hanya sebatas rutinitas orang Kristen yang saya dapat melalui pengajaran keluarga dan belum mampu memaknai doa dengan keyakinan saya serta kebutuhan saya.

Doa itu kebutuhan manusia yang harus kita penuhi setiap hari. Saat ini saya menjadikan doa adalah ”bensin” kehidupan yang akan menggerakkan motor kehidupan saya dan ”nafas” kehidupan saya yang apabila di cabut dan dilupakan saya akan mati. ( 2 Tesalonika 5 : 17 )

”Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan dan menjadikan doa sebagai gaya hidup kita” ( Helena )

Ini adalah pengalaman saya sebagai orang Kristen yang melakukan doa setiap pagi sebelum saya melakukan aktivitas saya. Suatu ketika saya ”terlalu sibuk” dengan diri sendiri dan pekerjaan sehingga saya harus pergi ke kantor pagi-pagi dan melupakan kebutuhan saya. Hasilnya, saya merasa ada yang ”kurang” saat saya beraktivitas. Ada yang hilang saat saya tidak mengisi ”bensin” kehidupan saya sebelum berangkat bekerja.

Dengan menundukkan kepala serta berdiam diri sejenak, saya lakukan di depan meja kerja saya dengan ucapan syukur saya memohon penyertaan Tuhan. Saya melakukannya hanya beberapa menit saja sebagai ”kebutuhan” bukan ”kebiasaan atau kewajiban” sebagai orang Kristen. Saya melanjutkan pekerjaan saya dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan mendampingi serta memberkati saya.

Bukan panjangnya kata-kata dan indahnya kalimat maka Tuhan mendengarkan doa kita tapi Tuhan akan melihat hati kita dan ketulusan kita saat mengucapkan kalimat-kalimat kepadaNya. Tuhan juga mengajarkan kita mengenai ”Doa” dalam Matius 6 : 9-13.

Saat Raja Hizkia berdoa dengan setulus hatinya dan memohon Allah menyembuhkannya, Allah menaruh belas kasihan padanya. Bukan hanya kesembuhan yang diterima oleh Raja Hizkia tapi penambahan umur yang membuatnya semakin hormat pada Allah.

” Berdoa adalah berubah. Doa merupakan salah satu sarana utama Tuhan untuk mengubah kita. Semakin dekat kita menghampiri hati Tuhan maka kita akan semakin merasakan kebutuhan dan kerinduan menjadi serupa dengan Kristus ” ( Richard J. Foster )

Doa yang kita lakukan tidak harus selalu berfokus pada diri kita, mendoakan orang lain dan memohon berkat bagi mereka adalah tindakan nyata kita mengasihi sesama kita. ” Jika kita sungguh mengasihi orang, kita akan menginginkan agar mereka mendapatkan jauh melebihi apa yang dapat kita berikan kepada mereka, dan hal ini akan membawa kita kepada doa. Doa syafaat adalah cara kita mengasihi sesama manusia”

Berani mendoakan musuh kita dan mengharapkan yang terbaik bagi pribadi yang memberikan luka dalam kehidupan kita adalah tantangan. Doa bukan sekedar kata-kata tapi sebuah keyakinan bahwa apa yang kita ucapkan dan katakan akan diberkati Tuhan dan dijawab Tuhan. Semuanya akan terlihat saat Allah yakin dengan ketulusan kita. ”Ya, Tidak, Tunggu” adalah jawaban doa yang harus kita dengarkan secara ”peka”. Mendengarkan suara Tuhan dan terus menerus menjalin relasi denganNya bentuk keyakinan kita sebagai anak Allah. Jadikan doa sebagai gaya hidup kita karna doa adalah nafas kehidupan kita.End


With Pray and Love
Helena

Senin, 08 September 2008

HAPPY BIRTHDAY

Persiapan....persiapan........


Oma Ida lagi beres-beres nih...













Ini adalah Martha-Martha Gereja yang siap melayani dengan segenap hati mereka. Ada Ibu Maria, Ibu Agus, Ibu Silalahi, Ibu Hutasoit, dan Oma yang sudah bangun pagi-pagi dan mulai menyiapkan materi serta memproses membuat Tumpeng.



HAPPY BIRTHDAY GBI GBJ

“Supprise” adalah kata yang membuat semua jemaat dan pemimpin gereja kami “terharu” dengan momen perayaan ULTAH Gereja yang ke – 7. Selama beberapa tahun ini Gereja mengalami banyak pergumulan dan tantangan dalam pelayanan. Jika kembali ke masa lalu dan melihat perjuangan gembala siding dengan beberapa aktivis gereja memulai pelayanan ini, tidak terbayangkan kalau Gereja yang di dapat dengan perjuangan ini mampu bertahan selama 7 tahun.

Saat semua orang melupakan tanggal keberadaan gereja, disaat itulah ada beberapa jemaat mengingatkan gereja sudah berusia 7 tahun. Saat ini ada banyak berkat yang Tuhan sudah berikan di dalam pelayanan gereja. Memberikan kemudahan dalam pembelian gedung gereja meskipun gereja harus terus berupaya mencari dana untuk pembayaran ”kredit” setiap bulannya.

Apapun cara yang sudah diberikan oleh Tuhan saat ini, pelayanan gereja akan semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam melayani Tuhan. Tujuan gereja bukan semata-mata bagaimana bisa membeli Gedung yang mewah atau perlengkapan yang mahal tapi bagaimana Gereja bisa menjadi ”Terang” dan ”Cahaya” bagi setiap pribadi yang berada di dalamnya atau di sekitarnya.

Terkhusus buat gembala sidang kami tercinta, Bapak Pdm. Ridwan Kurniawan S.Th, yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk melayani jemaat dan dengan tulus memberikan waktu untuk pelayanan ini, menjadi kebanggaan buat kami memiliki pemimpin seperti anda. Dalam keterbatasan sebagai manusia, bersama-sama melayani di dalam gereja bersama para pengerja dan aktivis gereja.

Tuhan memberikan yang terbaik buat siapapun yang mengambil bagian dalam pelayanan Gereja dan Tuhan sudah menyediakan kehidupan yang terbaik buat setiap pribadi yang mau dan rela terlibat dalam pelayanan.



Tuhan Yesus Memberkati




Memaknai Hari Ulang Tahun

"Dan kelak, yang paling penting, bukan berapa lama tahun yang kamu lewati. Tetapi, bagaimana kamu menjalani kehidupanmu sepanjang tahun-tahun tersebut." Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat

APA yang akan Anda lakukan kalau tiba-tiba dokter memvonis hidup kita tak akan lama lagi? Biar pun si dokter itu bukan Tuhan yang bisa menentukan kapan saja hidup kita berakhir, tetap saja kita akan gemetar. Lutut mungkin langsung terasa copot. Hati menjadi ciut. Pikiran pun menjadi mengkeret. Dan, tak akan ada lagi, boro-boro tahun depan, bulan depan pun mungkin sudah tak ada.Mungkin boleh juga kita kupas cerita tentang Burt Simpson.

Dia ini polisi asal Seattle, Amerika Serikat. Nah, menurut dokter setelah memeriksa hasil laboratorium yang rutin Simpson lakukan, hidup Simpson diramal tak lebih dari dua minggu lagi. Simpson tentu saja terkejut. Awalnya, dalam tugas sehari-hari, Simpson sangat takut bila tertembak penjahat. Tapi kemudian malah berubah menjadi berani, bahkan boleh dibilang nekat. Simpson malah mencari-cari risiko berhadapan dengan maut. Sebab dalam otaknya, dia akan mati kapan saja. Buat apa harus hati-hati lagi. Kalaupun ia harus mati dalam tugas, keluarganya akan dijamin dengan tunjangan oleh negara. Tapi kalau ia mati secara alami, negara tak bisa memberikan apa-apa selain lencana.

Begitu pikirannya. Eh, ternyata semua itu palsu. Vonis dokter yang mengatakan gara-gara penyakit anehnya akan membuat dia mati, tak berbuah hasil. Peluru pun malah tak mau mampir di tubuhnya. Dua minggu telah lewat, bukan hanya Simpson yang masih segar bugar, tapi juga koleksi para penjahat yang ia tangkap untuk dikirim ke hotel prodeo.Apa yang dialami Simpson memang hanya ada di film 'Short Time'. Film komedi keluaran tahun 1990 ini menampilkan aktor kawakan Dabney Coleman sebagai Detektif Burt Simpson. Kita memang tidak perlu bersikap dan bertindak seperti Simpson, nekat dan selalu siap dalam menantang maut. Pelajaran sederhana yang dapat diambil dalam film tersebut ialah bila kita selalu mengingat akan mati, bisa jadi kita akan selalu terus berbuat baik.Kita memang baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan bangsa ini.

Tradisi memperingati hari ulang tahun, memang berlaku untuk siapa saja. Tak hanya berlaku bagi setiap individu, tapi juga bagi suatu negara. Ulang tahun, merupakan contoh bagaimana kita memperingati suatu hari bersejarah dalam hidup kita. Oleh karena itu, setiap tahun pun biasanya kita selalu merayakannya. Mungkin secara sederhana, dengan mengajak makan bersama dengan keluarga atau kolega. Atau yang lebih wah, mengajak para teman dan handai taulan untuk pesta semalam suntuk.Pertanyannya adalah makna apa yang sesungguhnya dapat diambil dalam setiap ulang tahun yang kita peringati? Yang pasti, dengan bertambahnya angka secara denominasi, tetapi justeru usia makin berkurang.

Dengan usia yang makin berkurang, artinya kita malah makin mendekat kepada kematian itu sendiri.Dalam suatu acara seminar, salah seorang politisi Partai Golkar, Yusuf Sukardi, menjelaskan lima arti penting dalam memperingati hal yang bersejarah dalam kehidupan kita. Pertama, peringatan harus merupakan cermin atau neraca perjalanan kehidupan. Artinya, dengan peringatan itu, kita dapat mengambil hikmah atas segala hal yang kita perbuat di masa yang telah lalu. Kedua, sebagai pembangkit motivasi. Suatu peringatan harus dapat memotivasi agar berbuat lebih baik dan lebih baik lagi, serta tidak terjebak pada kesulitan yang terjadi di masa lampau. Ketiga, sebagai alat untuk melakukan introspeksi diri. Keempat, suatu peringatan harus dapat dijadikan titik awal penyusunan rencana selanjutnya yang lebih baik. Dan terakhir, yang paling penting, yaitu memaknai kehidupan hari esok yang lebih baik.Betul, seandainya kita dapat memaknai hidup ini dengan lebih baik, tentu saja kita akan merasa bahwa waktu yang diberikan kepada kita dirasakan pendek. Kita tentu akan berusaha untuk selalu terus berbuat baik.Itulah yang dialami oleh seorang Gitta Sessa Wanda Cantika. Walau ia harus mati di usia muda, tapi Gitta tahu, bagaimana ia memaknai hidup ini dengan penuh arti. Gitta Sessa Wanda Cantika, adalah mantan artis cilik di tahun 1999. Ia dinyatakan terkena penyakit kanker ganas yang hanya membutuhkan waktu lima bulan untuk berkembang. Gitta pun pasrah melewatkan hidupnya dengan kanker ganas yang mengenai wajahnya, hingga akhirnya menyentuh paru parunya.Tapi dia tetap tegar dan tanpa mengeluh sedikitpun. Hebatnya dari gadis ini, ia tetap ingin menuntut ilmu walau dalam keadaan seperti itu. Ejekan dari orang yang melihatnya tidak ia hiraukan.

Di saat ujian kenaikan kelas, tangannya tak mampu lagi bergerak, hingga hidungnya mengeluarkan darah mimisan. Tapi Gitta tetap terus bertahan hingga ujian berakhir, dan dinyatakan lulus naik kelas. Tekadnya yang membaja terdengar ke Ibu Presiden Megawati, hingga akhirnya Presiden memberikan penghargaaan khusus padanya sebagai siswa teladan. Umur Gitta mungkin dirasakan singkat baginya. Tapi sesungguhnya ia menjalani hidupnya dengan penuh makna. Kualitas hidup seseorang memang tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup. Tapi justru yang lebih penting, bagaimana kita mengisi hari demi hari dalam kehidupan itu sendiri dengan penuh arti. That's right, Brother? (180808)


Sumber: Memaknai Hari Ulang Tahun oleh Sonny Wibisono

Satu Jiwa Lagi Terselamatkan

Ketika kita mengatakan bahwa kita percaya pada Allah dan yakin bahwa Yesus adalah juru slamat kita maka imani itu dengan menerima baptisan air. Pak Manalu salah satu jemaat gereja yang sudah menjadi anggota. Ketika dia memutuskan untuk dibaptis, butuh kekuatan dan keyakinan bahwa beliau ingin dibaptis. Sudah lama menjadi Kristen namun tepat tanggal 07 Sepetemr 2008, beliau memutuskan untuk dibaptis. Selamat menjalani hidup baru di dalam Kristus pak Manalu. Tuhan Yesus memberkati.






Dalam nama Yesus....pak Manalu telah dimenangkan....!!!




Minggu, 07 September 2008

Tumpeng Ala Ibu-Ibu GBI Griya

Kegiatan ibu-ibu GBI Griya Bukit Jaya tidak hanya fokus pada ibadah atau kegiatan keagamaan saja. Belajar membuat kue dan masakan sangat membantu ibu-ibu berkreasi. Ngumpul bersama dan belajar membuat tumpeng.



Ini dia proses dan hasilnya...







Kamis, 04 September 2008

Memberikan Hati Mendapat Berkat

Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan dan menjadikan doa sebagai gaya hidup kita. Tanpa doa hidup kita akan terasa hampa dan tanpa doa kualitas hidup kita berkurang dan tidak maksimal. Sejak tema doa di ”teriakkan” oleh komunitas pemuda selama bulan Juli 2008, menjadi pemikiran aktivis pemuda untuk memaksimalkan pembekalan doa kepada para anggotanya. Dengan di fasilitasi oleh pembicara-pembicara ”berbakat” selama bulan Juli, membuat materi Doa menjadi sangat lengkap. Sdri. Helena Silalahi, Sdr. Medy Saputra, Sdri. Eka Mone S.Th, Sdr. Titi S.PAK, dan Sdr. Seri Batubara S.Th, merupakan pembicara-pembicara berbakat yang diberkati Tuhan. Melalui pembekalan ini, panitia yang dikoordinir oleh Sdr.Seri Batubara S.Th, mengajak komunitas pemuda mengaplikasikan arti doa yang sebenarnya. Menjadikan doa sebagai gaya hidup bukan hanya sebagai suatu kewajiban saja. Doa menjadi kebutuhan anak-anak Allah, ketika doa tidak kita lakukan dan kita tidak menjalin ”keintiman” dengan Allah maka hidup kita akan sia-sia. So....lets do pray, where ever you are and any time. Pray is our breath life ( Doa adalah nafas kehidupan kita ).

Panitia melihat antusias anggota untuk mengikuti acara ini. Meskipun mereka harus berkontribusi secara materi tapi mereka sangat senang dapat terlibat dalam acara ini.
Koordinasi-koordinasi yang dilakukan secara berkelanjutan membuat perjalanan menuju Pondok Elim, Puncak Resort berjalan lancar. Meskipun berangkat di malam hari dan sedikit macet karna bertepatan dengan hari libur tapi tidak mengurangi antusias para peserta.





Ada yang menarik saat macet terjadi di jalan TOL, sambil menunggu di jalan TOL, kami berbincang-bincang dengan topik pembicaraan bebas. Perbincangan kami terusik saat salah seorang sahabat yang biasa kami panggil Ko Medy, melambaikan tangannya dari kendaraan yang berbeda meminta dukungan ”cemilan” karna lapar. Sambil menunjukkan beberapa makanan, kami mencoba menggodanya dan akhirnya membuat Ko Medy turun dari kendaraan berjalan menghampiri kendaraan kami. Dengan wajahnya yang memelas, dia bertanya apakah ada makanan yang bisa dimakan. Dengan spontan kami menjawab kalau kami tidak punya makanan kecil dan minta maaf tidak bisa memberikannya makanan. Sebenarnya kami hanya menggodanya dan melihat reaksinya saja.


Persis pukul 12.00 wib malam, kami mempersiapkan diri untuk mengikuti sesi pertama. Rasa capek itu masih berbekas tapi kami tetap harus semangat dan tidak boleh kalah dengan keinginan daging. Situasi di luar yang sangat dingin menggoda kami untuk tidak rela melewatkan jam istirahat. Sambil mengingatkan satu sama lain, kami berjalan bersama-sama menuju aula. Sesi pertama ini adalah sesi yang paling berat karena kami harus melawan rasa ngantuk dan capek untuk tetap fokus beribadah. Untuk sesi pertama, dilayani oleh wanita yang kami datangkan dari Sumba. Orangnya kecil, semangat, powerful dan bawel. Dengan kepribadiannya yang santai dan selalu ceria, kami di bawa masuk ke hadirat Tuhan. Saya memanggilnya dengan sebutan ”Mone”, ini adalah marga keluarga gadis manis yang berasal dari Sumba. Jangan pernah melihat fisiknya yang kecil tapi lihatlah powernya yang mampu membuat peserta tetap “melek” disaat semua orang sudah terlelap.



Yang menarik adalah saat sesi ini berlangsung dengan tema ”bersih-bersih” mewajibkan semua peserta dan panitia menulis sikap atau perilaku apa saja yang negatif yang selalu dilakukan secara berulang-ulang. Kami diharuskan menulis dalam sebuah kertas kecil yang akan kami doakan bersama-sama sebelum kertas itu di hancurkan dengan cara disobek. Sesi ini menjadi semakin terasa ”menyentuh” saat pembicara meminta peserta maju satu persatu mengakui kesalahan dan mohon ampun sebelum merobek kertas yang ada di tangan mereka. Tuhan benar-benar nyata dan ada bersama-sama kami dengan memberikan kami suatu keberanian di dalam mengakui kesalahan kami dan meminta Tuhan mengampuni kami. Saya dengan beberapa rekan dengan cepat memberikan dukungan spirit saat beberapa peserta terjatuh. Kuasa Tuhan menyentuh mereka dan mendengarkan tangisan serta seruan anak-anak Nya. Ini diluar dugaan tim, namun ini menjadi pengalaman spirit kami yang luar biasa bersama Kristus. Tidak ada rasa malu dan minder saat kami berada dihadapan Bapa. Semuanya ”lepas” dan kami bukanlah apa-apa, karna kami adalah manusia yang fana dan sangat terbatas. Sesi ini cukup lama namun kami mendapatkan ”pengampunan” dari Tuhan dan belajar untuk menjadi pribadi yang takut serta setia kepada Tuhan.
Usai sesi bersih-bersih, acara dilanjutkan dengan permainan yang sudah disiapkan oleh sie acara. Sesi ini membuat kami terhibur dan persahabatan jadi semakin dekat satu sama lain. Setiap peserta ditutup matanya kemudian mereka harus berusaha bagaimana pisang yang mereka pegang dapat diberikan kepada pasangan dengan tepat. Permainan ini sebagai bentuk cara dari panitia agar peserta tetap fokus dan semangat untuk mengikuti sesi berikutnya. Membuat mata agar tetap ”On” serta membuat mereka tetap excited ( tertarik ) dengan acara-acara yang akan kami berikan.



Ini adalah sesi terakhir dan acara puncak kami dalam melakukan kegiatan doa. Saat sesi ini akan dimulai, kami terlebih dahulu memantapkan hati dan mempercayakan aktivitas ini kepada Tuhan. Semua peserta diminta untuk berdoa dengan diiringi lagu penyembahan ” Melayani.....melayani.....lebih sungguh.....melayani...melayani....lebih sungguh.....Tuhan lebih dulu melayani kepadaku....melayani....melayani.....lebih sungguh.....”, pujian ini begitu menyentuh hati kami dan melalui pujian ini kami merenungkan kebaikan Tuhan. Ketika pujian ini dinyanyikan bersama-sama, dengan isyarat pandangan mata, sdr. Seri meminta kami, para pengerja gereja untuk membasuh kaki para sahabat kami. Ini bukanlah hal yang mudah, ketika kita mau dan rela membasuh kaki orang lain dengan menanggalkan keegoisan serta harga diri untuk melakukan perbuatan yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Yesus membasuh kaki murid-muridnya dan menanggalkan statusnya yang mulia sebagai anak Allah. Satu persatu kami mendekati para sahabat kami dengan memberikan pelayanan yang pernah Tuhan Yesus berikan bagi murid-muridnya. Kami melakukannya dengan tulus dan kami percaya Tuhan memberikan kami suatu kekuatan untuk bersama-sama melayani di rumah Tuhan. Sebagai pengerja Gereja, kami belum banyak berbuat tapi kami tulus ingin memberikan waktu, tubuh dan hati kami buat Tuhan Yesus. Saat itu, saya melihat seorang sahabat yang luar biasa Tuhan pakai, Ko Medy benar-benar memberikan hatinya dan ini pertama kalinya, saya melihat sahabat dalam pelayanan begitu tulus dan rendah hati di dalam melayani. Kami sangat terbatas dan jauh dari sempurna, tapi kami belajar dari Tuhan Yesus yang begitu tulus saat DIA menjalankan tugasnya sebagai anak Allah. Hati kami sangat tersentuh dengan kebaikan Tuhan saat para sahabat menangis satu persatu dan dengan kasih kami merangkul mereka, menguatkan mereka.
End