Senin, 26 Januari 2009

Rabu, 14 Januari 2009

Akar Nilai

Kita sudah mempelajari apa itu “nilai”. Nilai adalah keyakinan kita kepada sesuatu yang kita yakini sebagai yang berharga. Apa yang menjadi “nilai’ dalam diri anda? Andalah yang dapat menjawabnya. Mengapa nilai itu timbul dalam diri anda? Mengenai nilai yang disampaikan dalam khotbah di bukit, khususnya mengenai diriNya(Allah) dan uang(Matius 6:19-24), Yesus juga menyampaikan bagaimana yang sedang terjadi dalam kehidupan saat itu, dimana orang banyak berpikir bahwa yang bernilai itu adalah uang atau mammon. Mengapa mereka mempunyai keyakinan bahwa yang bernilai itu uang? Injil Matius secara khusus ditujukan kepada orang Yahudi, dimana mereka hidup dalam keadaan tertekan, baik secara politik dan perekonomiannya. Dalam keadaan itulah mereka menantikan Sang Mesias(Penyelamat).

Dalam penantian akan penyelamat mereka mendapatkan sesuatu yang nyata dalam keseharian hidup mereka, yakni mereka membutuhkan uang. Uang dapat menolong mereka dalam menghadapi kehidupannya. Dalam kenyataan itulah paradigma mereka bergeser, awalnya mereka menantikan Mesias yang diutus Allah pencipta langit menjadi raja atas mereka, berganti dengan apa yang nyata dihadapan mereka, yakni uang. Uang dijadikan sesuatu yang sangat bernilai dalam hidup mereka, sementara itu juga mereka tetap menantikan Mesias. Maka dengan tegas Yesus berkata: “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.".

Dalam ayat selanjutnya, ayat 25-34, Yesus ingin memperbaiki paradigma mereka dengan berkata:

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Hal pertama yang membuat mereka berpaling kepada uang adalah kekuatiran hidup. Mereka kuatir akan hidup mereka, akan pakaian dan makanan. Dan mereka sungguh mendapatkan jawaban langsung, semua dapat dipenuhi oleh UANG! Dalam hal ini kita mendapatkan pengajaran bahwa nilai itu timbul dari pemahaman yang dianggap benar. Mereka mendapatkan pemahaman bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus ada uang. Namun pemahaman yang dianggap mereka benar sesungguhnya kurang benar, oleh karena itu Yesus menyadarkan bahwa ada yang jauh lebih penting dari makanan dan pakaian. Yakni : HIDUP. Mereka berpikir dengan makanan dan pakaian mereka dapat hidup.


Dengan keras Yesus berkata: Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Pertanyaan itu menunjukan bahwa hidup itu jauh lebih penting. Mungkinkah kamu bisa bergerak ? Sehasta itu 45cm, dengan kata lain Yesus ingin menanyakan apakah langkahmu, atau gerak hidupmu ditentukan oleh makanan dan pakaian? Ada sesuatu yang menggerakkan tubuhmu, ada sesuatu yang menghidupkan dirimu! Saya ingin memperjelas: Orang yang dalam peti itu memakai pakaian bagus dan banyak dihidangkan makanan tapi tidak bisa bergerak untuk menikmati. Pasti anda mengerti maksud sayakan? Buat apa seseorang punya banyak makanan enak, punya banyak pakaian bagus tapi tidak bisa menikmatinya, Apakah Allah mengesampingkan suatu kenyataan bahwa manusia membutuhkan uang dalam kehidupannya? Allah yang maha tahu itu tidak pernah lari dari kenyataan, karena Dia sendiri nyata. Hal itu diperlihatkan dalam perkataanNya : Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Allah tahu manusia butuh uang dalam hidupnya. Bahkan Ia berjanji akan memberikan uang itu. Asal cari dahulu DIA(Kerajaan Allah dan kebenarannya)


“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”

Allah itu adalah Allah yang peduli, Dia tidak hanya memberitahukan kesalahan, tapi juga memberikan solusinya untuk tidak salah. Suatu kenyataan yang lebih dinyatakan oleh Allah, suatu kebenaran yang benar dinyatakan oleh Allah, Apa itu? Sungguh Dia adalah pencipta dari segalanya, Dia adalah pemberi makan sejati, Yesus berkata: Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Begitu radikalnya Yesus berkata, manusia yang diberikan akal pikir, manusia yang diberikan kemampuan berkreasi, yang diberikan kekuatan untuk mengelolah, bahkan yang berkuasa atas yang lainnya, kok takut? Burung dan pohon yang tidak punya kemampuan seperti manusia aja bisa makan dan dipelihara. Masakan manusia kuatir/takut, bodohkan,,,eh,,salah malas bauaaanget. Solusi yang diberikan buat kita adalah percaya pada Allah yang mencipta, Sungguh keyakinan yang benar, belief yang benar. Belief adalah akarnya “Nilai”. Nilai ditentukan dari belief anda.









Oleh Pdm. Ridwan Kurniawan S.Th


Gembala Sidang



Minggu, 11 Januari 2009

Pelajaran Menghargai dari Perayaan Natal

Ini adalah Senin pertama bulan januari. Saatnya kembali ke kesibukan kerja, meninggalkan sukacita Natal dan Tahun baru. Bisa dibayangkan seperti apa kemacetan jalan menuju ke kantor di Jakarta.

Tetapi aku sangat bergairah hari ini. Agenda kerjaku bukan ke kantor, tetapi memberikan pelatihan di salah satu cabang di Sukabumi. Tugas menyenangkan, bukan saja karena terhindar dari kemacetan Jakarta, tetapi Karena cabang ini merupakan tempat pertamakali aku memasuki kerja, tempat yang punya kenangan tersendiri. Banyak teman-teman lamaku masih tetap bekerja di sana.

Hari ini aku harus memberikan pelatihan tentang “Recognition”, pelajaran tentang bagaimana cara memberikan penghargaan kepada orang lain, mengakui hal baik yang sudah dilakukan teman atau anak buah.

Bagiku program ini sangat mulia dari perusahaan. Berbeda dengan kebanyakan industry, perusahaan ini ingin menanamkan budaya menghargai karyawan dan menghargai sesama teman kerja dalam tim.

Nampaknya manajemen tahu "Manusia hidup bukan dari roti saja..." (Matius 4:4), bukan dengan memberi gaji saja tetapi juga suasana saling menghargai yang tulus yang dibutuhkan oleh karyawan. Aku bangga menjadi bagian dari tim yang harus menyebarkan program ini ke seluruh cabang.
Dalam memberikan pelatihan ini, aku ditemani oleh seorang teman dari kantor pusat. Temanku ini orangnya cukup brilliant, tetapi bukan berarti aku boleh bersantai. Di perjalanan aku terus berfikir mencari contoh praktek “menghargai orang lain” yang cocok buat mereka. Otakku berputar-putar sekian lama, Cling! Aku punya ide yang cemerlang. Aha!

Temanku memulai dengan pengantar pelatihan. Dia menjelaskan latar belakang pelatihan dan agenda yang akan dilakukan. Ketika giliranku untuk memberikan contoh dari “menghargai orang lain” aku bercerita kepada mereka mengenai perayaan Natal di gereja kami.
Gereja kami tidak memiliki banyak dana dan kami tidak bisa memberikan hadiah yang istimewa buat orang-orang yang istimewa serta yang memberikan konstribusi bagi gereja kami. Kami ingin menunjukkan bahwa kami menghargai mereka, kami ingin mereka “melupakan” hadiahnya tapi mengingat penghargaannya.

Salah satunya adalah guru sekolah minggu. Kami ingin memberikan penghargaan yang tulus. Caranya, kami cari salah satu muridnya, kami tanya apakah dia menyukai gurunya? Mengapa kamu menyukainya? Apa pengalamanmu yang berkesan? Dia menceritakannya dan kami bantu ia menyusun kata-katanya dalam bentuk catatan. Di acara recognition anak itu membacakan tulisannya, mengundang gurunya ke panggung, memberikan bunga dan bingkisan kecil yang tidak terlalu berarti.

Tahukah anda apa yang terjadi? Gurunya sangat terkesan, hingga catatan kecil si anak itu dimintanya. Kertas kecil yang tidak bernilaipun jadi berharga. Kami merasa berhasil memberikan penghargaan. Mengubah materi yang tidak punya nilai menjadi sangat berharga. Orang melupakan harga materinya.

Cerita ini memudahkan mereka menangkap pelajaran dari workshop seharian. Kami merasa berhasil menyampaikan pelajaran recognition ke pabrik. Pagi ini temanku yang menemani aku sebagai trainer bilang, "Pak, ceritanya tentang guru sekolah minggu kemarin strong banget. Sangat jelas dan mengena. Aku akan pakai untuk workshop berikutnya di pabrik Klaten boleh ya?" Oh my God! Terimakasih Tuhan, Engkau telah menempatkanku berkumpul dengan orang-orang di gereja yang bisa memberikan inspirasi bagi orang lain.


Salam terbaik dari saya,


Ir. Agus Budianto
Ketua Dep. Pelayanan

Kamis, 08 Januari 2009

MELAYANI ADALAH SUATU KEHORMATAN BUKAN BEBAN, KAMI MELAYANI DENGAN SENYUM DAN SUKACITA

Gereja adalah rumah bagi anak-anak Tuhan yang rindu melayani dan memberikan kasih kepada manusia lainnya. Pelayanan ini dimulai dari pelayanan sekolah minggu yang diadakan di salah satu rumah penduduk di perumahan Griya Bukit Jaya tujuh tahun yang lalu.

Saya bergabung dengan GBI-Griya Bukit Jaya sejak empat tahun silam dan kegiatan gereja ibadah sudah dilakukan di sebuah ruko yang disewa oleh Pdm. Ridwan Kurniawan dengan bantuan donasi dari donator-donatur yang terbeban akan pelayanan ini. Bahkan gembala sidang yang masih keturunan Chinese ini rela menggunakan dana pribadinya agar operasional gereja dapat berjalan. Beliau bukan dari keluarga yang memiliki materi yang berlimpah tapi Tuhan mencukupkan kebutuhannya sebagai pendeta dan kepala rumah tangga. Beliau tidak mendapatkan “gaji” dari pelayanan ini meskipun pelayanan ini di bawah naungan GBI-Petamburan.

Dua tahun yang lalu saya bisa merasakan untuk membela “Kristus” perlu perjuangan dan ketulusan serta keyakinan. Gereja kami adalah bangunan yang berbentuk ruko sehingga ada banyak pribadi yang belum “siap” menerima keberadaan kami. Tahun 2009 adalah tahun kedelapan keberadaan gereja kami. Hingga saat ini ada banyak “tugas” yang akan kami lakukan bagi pelayanan di gereja kami. Saat ini gereja kami masih harus berjuang “mengupayakan” dana untuk pembayaran kredit rumah setiap bulannya. Jika di perhatikan income dan outcomenya tidak seimbang. Jemaat kami adalah jemaat-jemaat sederhana yang berasal dari sekitar perumahan. Kami tidak ingin memaksa mereka untuk memberi jika tidak dari hati mereka.

Pengembangan tempat ibadah yang dilakukan saat ini merupakan upaya kami memberikan yang terbaik bagi pelayanan umat manusia. Gereja kami beruntung dikirimkan orang-orang yang “tulus” dalam pelayanan. Mayoritas mereka yang terlibat dalam pelayanan tidak dibayar. Mereka dengan sukarela memberikan waktu, ide bahkan materi mereka untuk pelayanan gereja. Kami belajar dari pemimpin kami, dengan “keterbatasan” beliau akan memberikan yang terbaik bagi pelayanan gereja. Sebagai salah seorang pengerja di gereja ini, saya belajar dari pribadinya yang rendah hati, berwawasan luas serta memiliki pemikiran “cemerlang” di masa yang akan datang.

“MELAYANI ADALAH SUATU KEHORMATAN BUKAN BEBAN, KAMI MELAYANI DENGAN SENYUM DAN SUKACITA” ini adalah motto pelayanan kami dan kami belajar untuk melakukan komitmen kami dalam pelayanan gereja. Siapun bisa terlibat dalam pelayanan di gereja ini. Kami sangat bersukacita jika bapak/ibu/saudara/i yang terkasih di dalam Kristus turut berpastisipasi dalam pelayanan gereja kami. Doa anda memberikan “energy” bagi kami karena kasih Kristus akan menyertai kita semua. Tuhan Yesus memberkati.


Salam Terbaik dari kami


Departement Infokom


Selasa, 06 Januari 2009

Natal Pemuda




Malam Natal Pemuda GBI Griya Bukit Jaya
Pada tanggal 21 Desember 2008
"Sederhana, mengharukan, sukacita dan terbaik"
Tema:GBM (Giving My Best)

Persiapan Natal Pemuda

Sukacita Natal benar-benar kami rasakan di komunitas Pemuda. Dengan yakin kami menggunakan tema:GMB (Giving My Best). Tema ini memang tidak mudah, ketika kita mengatakan kalau kita mau memberikan yang terbaik maka kita harus mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita.
Kami bersyukur mulai dari proses Persiapan hingga Natal Pemuda pada tanggal 21 Desember 2008 dapat terlaksana dengan baik. Tuhan memberkati dan menjadikan segala sesuatunya lebih indah.





Helena sebagai koordinator pemuda sangat bangga akan kekompakan rekan-rekannya dan menjadi lebih bersemangat di dalam memberikan yang terbaik bagi Tuhan Yesus Kristus.

All the Best

Natal Sekolah Minggu

NATAL SEKOLAH MINGGU

21 Desember 2008

Tema : Snow in Desember

Kak Seri sedang menceritakan kisah Natal bersama boneka lucunya. Gayanya yang kocak dan kalimatnya yang lucu membuat anak-anak semakin tertarik mendengarkan cerita Natal.



Orang tua diajak untuk membaca surat Natal yang ditulis anak-anak mereka serta mendengarkan harapan anak-anak kepada orang tuanya di masa yang akan datang. Kata-kata cinta yang tulus dari anak-anak membuat para orang tua terharu.


Antusias anak-anak dalam merayakan Natal membuat para orang tua dan guru sekolah minggu menjadi lebih semangat. Motivasi mereka untuk merayakan hari kelahiran Kristus memberikan sukacita bagi semua orang.