Sabtu, 24 Desember 2011


Jadilah berkat


                                                      Shalom,
Selamat Natal.
Telah menjadi rutinitas tahunan setiap bulan Desember gereja-gereja memperingati hari Natal, begitu juga para pencari rejeki tahunan, mereka menghias pertokoan dengan berbagai aksesoris atau ornament Natal meskipun seakan menjadi Rutinitas tahunan, natal  tidak akan pernah kehilangan maknanya. Orang-orang Kristen sedang mengenang Lahirnya Sang Juruselamat, mengenang Lahirnya Yesus Kristus kedunia, mengenang kasih Allah kepada seluruh umat  manusia, mengenang anugerah Besar. jemaat Gereja Bethel Indonesia  GBJ mengenang kasih Allah, mengenang kelahiran Sang Juruselamat. “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”(Yohanes 3:16).
Dalam mengenang kasih Allah saat ini. Kita di perintahkan untuk menjadi berkat. Sesuai thema natal kita kali ini “JADILAH BERKAT”. Yesus Kristus lahir ke dunia ini menjadi berkat bagi umat manusia, memjadi pengantara Allah dan manusia, menjadi penyelamat umat manusia, menjadi  menyambung hubungan Allah dan manusia. Selayaknyalah kita sebagai pengikut Kristus harus mengikuti teladanNYA.  Menjadi Berkat. “JADILAH BERKAT!”
Orang yang tidak punya pastilah tidak dapat memberi. Saya tidak dapat memberi uang kepada seseorang kalau disaku, dompet, atau tabungan saya tidak ada uangnya. Saya memiliki slogan “orang yang menuntut adalah orang yang tidak memiliki” hal ini memiliki arti bahwa seseorang meminta karena ia tidak memiliki yang ia pinta, begitu juga sebaliknya, seseorang tidak akan dapat memberi kalau ia tidak mempunyai. Tidaklah heran jika seseorang diperintahkan untuk menjadi berkat,  ia berkata bagaimana mungkin saya menjadi berkat, loh saya aja gak punya apa-apa?
Saya  memiliki alasan mengajak anda menjadi berkat. Mengapa? Karena kalian semua adalah orang-orang yang diberkati. Orang-orang yang memiliki. Mungkin anda teriak “saya ini orang miskin, saya tidak memiliki apa-apa, bayar kontrakan saja susah.

 Anda tahu ada hukum gravitasi, hukum daya tarik bumi. Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia. Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
Saya tidak mengajar fisika dan saya bukan ahli fisika yang saya ingin sampaikan ADALAH ada daya tarik, jika massanya kuat akan menarik partikel-partikel.
Massa saya katakan sebuah keyakinan DALAM DIRI SAUDARA. Sebuah KEYAKINAN ATAU PENCITRAAN saudara terhadap diri saudara. Partikel adalah kata-kata saudara. Jika anda berkata miskin sungguh anda menjadi orang miskin. Jika anda sering berkata anda orang yang memiliki sungguh anda adalah orang-orang yang memiliki. Saya tidak MENGAJARKAN berkata kaya lalu anda jadi orang kaya. Mungkin saja bisa. Memang apa yang anda katakana akan menjadi KEKUATAN SAUDARA. “äpa yang anda katakan akan membentuk diri anda”

Betapa banyak orang Kisten tidak mengenal siapa dirinya, ia tidak tahu bahwa ia adalah orang yang diberkati. Perhatiakn ayat-ayat ini:
Kejadian 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Abraham dan keturunannya adalah orang yang dijanjikan Allah untuk diberkati.
Siapakah keturunan?
Galatia 3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Yesuslah keturunan Abraham, maka Yesus diberkati.
Apa hubungannya saya dan saudara dengan Abraham?
Galatia  3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Kita semua orang yang percaya kepada Kristus Yesus adalah keturunan Abraham, keturunan yang diberkati.

Bagaimana Kita dapat  Menjadi Berkat:
1.  Kita harus yakin kita adalah orang yang diberkati.
Keyakinan adalah mentalitas kita, keyakinan adalah pengakuan alam bawah sadar kita yang sesungguhnya. Jika kita memiliki mentalitas peminta, mentalitas yang mengakui diri orang susah,yang hanya ingin menerima belaskasihan. Kita  tidak akan pernah menjadi berkat. Kita harus memegang janji Allah, kita harus mengimani janji Allah. Orang yang mengimani janji Allah , pasti bertindak. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Jadi kalau saya dan saudara yakin diberkati Tuhan Yesus, maka saya dan saudara harus memberkati orang lain. Perhatikan kisah rasul 20:33-36: Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal. Dalam mengenang Natal, kita meyakini Yesus telah lahir dihati kita, Yesus ada dalam kita, Allah menyertai kita(Immanuel). I Yohanes  4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.I Yohanes  4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Allah adalah kasih. Selayaknyalah kita membagikan kasih kepada banyak orang, kita menjadi berkat.
2.  Tidak Mementingkan Diri Sendiri.
Filipi 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Penyakit terbesar dalam bangsa kita adalah “mementingkan diri sendiri”. Orang yang memetingkan diri sendiri tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain. Jika anda memperhatikan kisah Orang Samaria Yang Baik Hati(Lukas 10:32-35), saya dan saudara akan mengerti bahwa untuk dapat menjadi berkat bagi orang lain adalah tidak mementingkan diri sendiri. Bukan pengetahuan rohani saudara(imam) bukan seberapa hebat pelayanan mimbar saudara(lewi). Orang yang dapat memberkati adalah orang yang  mau berkorban, orang yang memiliki belas kasihan(orang samaria). Orang yang mau berkorban adalah orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Orang yang tidak mementingkan diri sendiri adalah orang yang memiliki belas kasihan.
3.  Menjadikan perbuatan baik sebagai hal yang menyenangkan
Seseorang mampu melakukan sesuatu dengan baik jika ia menyenanginya. Kita akan mampu menjadi berkat bagi banyak orang,jika kita menyenangi perbuatan kita itu. Perbuatan yang kita senangi tidak akan pernah menjadi beban. Tapi menjadi kesukaan.  Sebagai orang percaya kita selalu diperlengkapi untuk berbuat baik(II Tim 3:17). Sebagai orang percaya, kita selayaknya menjadi terang, terang kita hanya terlihat dari perbuatan baik( Efesus 5:8-9). Yakobus berkata: Jadi jika seorang tahu “       bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”(Yakobus 4:17). Dari pernyataan firman Allah selayaknyalah kita menyenangi untuk berbuat baik. Untuk menjadi berkat.

Umat Allah yang dikasihi , mari kita menjadi berkat, menjadi berkat tidak harus menunggu menjadi orang kaya, karena memberkati tidak harus dengan materi, kita dapat memberkati dengan perbuatan-perbuatan baik, kita dapat berpartisipasi menciptakan suasana yang baik di mana kita ditempatkan. Mari kita menjadi terang seperti Kristus Yesus yang menerangi dunia(Yoh 8:12), agar banyak orang menerima berkat keselamatan. Menerima Yesus Kristus Sang juruselamat. Selamat hari natal TUHAN YESUS MEMBERKATI

Pdm Khoe Ridwan Kurniawan S,Th.






Perayaan Natal GBI Griya Bukit Jaya 2011

Minggu, 06 November 2011

Yesus Batu Penjuru


Bacaan: Matius 7:15-27
Dalam khotbah dibukit Yesus Kristus menyampaikan pesan bahwa hidup harus dibangun di atas dasar batu karang, yang di maksud adalah hidup yang melakukan kehendak Bapa di Surga. Mungkin kita berkata terlalu banyak kehendak Allah terhadap kita! Bahkan banyak yang mengatas namakan perintahNYA( baca Matius 7:15). Memang banyak perintah-perintah Allah dalam Alkitab untuk menjalankan hidup ini. Namun jika kita simak, hanya satu dasar yang mengalaskan semua perintahNya.  
Dasar utama perintah Allah adalah membangun kehidupan ini harus dengan pondasi yang benar. Harus memakai batu penjuru yang benar. Apakah dasar  dari semua bangunan kehidupan kita? Saya ibaratkan hidup ini bagai bangunan, yang harus dirancang atau di desain dengan benar, namun desain termuktahir apapun jika tidak dengan pondasi yang kuat akan roboh, dan bangunan itu tidak lagi terlihat indah. Bangunan yang tidak indah jika pondasinya kuat dan akan bertahan lama akan menjadi hal yang bernilai. Perhatikan saja bangunan tua yang menjadi monument, mungkin dulu tak indah namun kini menjadi yang berharga. Mengapa ? karena pondasinya kokoh.

Yesaya 28:16 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!Nabi yesaya sudah menubuatkan akan ada batu penjuru atau pondasi yang diletakan di Sion.
Pemazmur mengatakan” Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru”(Mazmur 188:22). Siapakah batu penjuru itu? Lukas menjelakan “ Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru”(Kis 4:11). Kehendak Bapa di Surga adalah menjadikan Yesus kristus sebagai batu penjuru. Apa yang dimaksud batu penjuru?

1.      Batu penjuru adalah batu yang pertama kali diletakan atau pondasi. Landasi apapun yang ingin anda lakukan dengan landasan Yesus kristus. Rasul Paulus mengatakan:”Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.(Efesus 2:19-22). Orang yang menjadikan Yesus sebagai pondasi hidupnya, ia akan hidup kudus. Apa yang dilakukannya dilkakukan untuk kemuliaan Tuhan(Kolose 3:23: Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia).
2.      Batu penjuru adalah Batu yang mengarahkan/patokan yang mengarahkan. Hidup kita harus diarahkan oleh Kristus Yesus bukan diarahkan oleh kehendak diri sendiri. Jika Yesus adalah batu penjuru kita, kita tidak akan dipermalukan meskipun dalam menjalankannya kita masuk dalam tantangan. Firman Allah dalam 1 Petrus 2:6 berkata:”Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.". Kita sering kali dikaburkan dalam dalam melaksanakan kehidupan mempermuliakan Tuhan, seakan-akan yang kita lakukan mempermuliakan Tuhan, namun kita tidak memakai acuan Kebenaran yang Yesus berikan, kita dasari pertemanan, keuntungan pribadi dan sebagainya.
3.      Batu penjuru adalah batu yang menopang seluruh bangunan. Yesuslah yang menopang pelayanan kita. Rasul Paulus menasihatkan kita: “Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.(1 Korintus 3:9-18). Jika kita meletakan Yesus sebagai penopang hidup kita kita tidak akan rubuh, tidak akan tergeletak, sebab tangan Tuhan selalu menopang kita. Mazmur  37:17 sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar. Mazmur  37:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.Mazmur  41:13 Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.


Dalam LadangNya
Pdm Khoe ridwan kurniawan, S,Th.






Penyerahan Anak


Tim Futsal GBI GRIYA BUKIT JAYA


Rabu, 31 Agustus 2011

Senin, 11 Juli 2011

Pemenang GBI Griya Idol



Juara I : Duo Pardosi
Juara II : Firman Tambunan
Juara III : Berta Purba

Selamat dan Sukses Buat Para Pemenang
GBU

Ibu Gembala




Jum'at - Ibadah Wanita Bethel, GBI Griya Bukit Jaya

Kamis, 07 Juli 2011

Jangan Ragukan Kasih Allah

Tidak seperti di malam-malam sebelumnya, Andre menghampiri ayahnya yang sedang menyelesaikan pekerjaan kantor untuk keesokan harinya. Dengan langkah gontai, bocah berusia 7 tahun itu berjalan menuju tempat dimana sang ayah berada.

Sesampainya di ruangan, Andre lalu menangis tersedu-sedu di samping kursi sang ayah. Kaget mendengar tangisan anaknya, sang ayah pun mengangkat badan buah hatinya tersebut dan menaruhkannya di paha kanannya. Dengan nada bicara yang penuh kelembutan, ayahnya menanyakan kondisi Andre.

“Nak, kamu kenapa nangis?,” ujar sang ayah. Sambil terisak-isak, Andre menjawab pertanyaan ayahnya, “Andre menangis karena ayah gak sayang Andre”
Mendengar jawaban sang anak, Ayahnya pun kembali melontarkan pertanyaan, “Mengapa kamu bisa bicara seperti itu?”Andre yang masih menangis berkata, “Hanya perasaan aku saja” Sang ayah pun tersenyum dan mulai memeluk erat anaknya tersebut, “Andre, andre. Ayah tuh sayang banget sama kamu”

“Apakah selama ini, ayah berlaku jahat sama kamu? Kalau ayah pernah memukul kamu, itu pun kalau kamu berbuat nakal. Ayah melakukan itu bukanlah karena ayah membenci kamu tapi karena ayah ingin kamu sadar dengan perbuatan kamu tersebut”

“Kamu buang-buang jauh perasaan kamu itu. Ingat ya Andre, ayah tuh sangat sayangggg sama kamu,” ujar ayah sambil memeluk erat anaknya itu.Perlahan tapi pasti, volume tangisan Andre semakin berkurang. Tak menunggu waktu lama, wajahnya kembali sumringah. Andre pun menghadiahkan ciuman ke pipi ayahnya sebagai bentuk tanda ia juga mengasihi ayahnya. Malam itu pun dilalui Andre dan sang ayah dengan tidur bersama di ruang kamar tidur buah hatinya.

Tanpa kita sadari, kita suka melakukan kepada Allah, perbuatan yang seperti apa di oleh Andre kepada ayahnya. Kita menangis dan meragukan kasih setia-Nya ketika keinginan doa-doa kita tidak terkabulkan. Padahal, DIA sudah berulang-ulang kali menunjukkan rasa cinta-Nya kepada kita.

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib ribuan tahun yang lalu adalah bukti paling terbesar bagaimana ia begitu menyayangi kita. Jika begini, haruskah kita meragukan kasih-Nya dalam hidup kita?

Mengendalikan Emosi

Suatu hari suasana seorang gadis kecil sangat buruk. Dia melampiaskan frustasinya kepada adik laki-lakinya dengan menarik rambutnya serta menendang tulang keringnya. Akhirnya, dia memukul juga. Anak laki-laki tersebut sanggup menahan semua perlakuan itu, bahkan ketika dia dipukuli sampai ketika tulang keringnya mulai ditendang. Ini menyakitkan. Dan, sambil menangis dia datang kepada ibunya dengan mengeluhkan perlakuan kakaknya.

Ibunya menghampiri gadis kecil tadi sambil berkata, "Cici, mengapa engkau mengizinkan iblis menaruh keinginannya dalam hatimu untuk menarik rambut adikmu serta menendang tulang keringnya ?"

Gadis kecil itu berfikir sesaat dan kemudian menjawab "Ibu, mungkin iblis menyuruh saya menarik rambut Tommy... tetapi menendang tulang keringnya adalah ide saya sendiri.”

Segala yang jahat di bumi ini tidak selalu berasal dari pengaruh setan. Kebanyakan malah datang dari hati manusia. Kemarahan, perasaan benci, serta frustasi bergantung pada kehendak kita sendiri. Kita dapat memilih bagaimana kita menanggapi perasaan tertekan atas prilaku orang lain. Yang harus kita lakukan adalah MENGENDALIKAN EMOSI KITA, sebab jikalau tidak, emosilah yang akan mengendalikan kita dengan semena-mena.

“Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.” ~ Amsal

Jumat, 29 April 2011

Humor

Syetan

Setelah acara gladi bersih kebaktian Paskah selesai. Sorang Pendeta pulang dari gereja melewati pepohonan rimbun dan sepi. Tiba-tiba Kuntilanak muncul menakut-nakuti. Sang Pendeta kaget dan berteriak:

"Ya Tuhan, lindungilah aku, hancurkan syetan ini."

Kuntilanak menjawab: "Mulai deh kamu, apa-apa langsung lapor. Aku kan becanda doang."

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku
(Markus 16:17a)



Lagu Aneh


Mama: "Tom, kamu pulang dari sekolah minggu kok malah cemberut gitu?"

Tomi: "Habis, ibu guru mengajarkan lagu yang aneh!"
Mama: "Aneh? Memangnya lagunya tentang apa?"
Tomi: "Aku disuruh jadi lilin kecil, padahal aku kan ingin jadi dokter."

Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya." (Lukas 11:35-36)


Nabi Yunus

Seorang anak yang baru pulang dari sekolah Minggu langsung menemui ibunya dan mengadu bahwa gurunya hanya memberi nilai "5" pada gambar yang sudah susah payah ia kerjakan.

Si ibu penasaran dan meminta si anak untuk menunjukkan gambar itu. Ketika ibu melihat gambar yang ditunjukkan, ia heran karena gambar itu hanyalah gambar sepasang bola mata dengan latar belakang seluruhnya warna hitam. Ibu bertanya, "Memangnya apa sih yang kamu gambar?"

Dengan polos si anak menjawab, "Nabi Yunus yang sedang berada dalam perut ikan, Bu."

Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (Yunus 1:17)



Sumber : I Humor

Minggu, 27 Maret 2011

Suporter atau Komentator

Jika anda belum pernah mencoba, jangan pernah mencelanya. Itulah pelajaran yang saya dapatkan ketika saya mencoba mengendarai motor. Waktu itu ada saudara saya yang belajar mengendarai motor namun dia terjatuh. Dengan entengnya saya menertawakan dia yang berada di dalam got. Motor ini memang terlihat mudah apalagi yang mengajari saya itu adalah papa.


Saya merasa tenang kalau dia yang mengajariku sehingga saya yakin pasti mudah belajar dengan cepat. Tidak seperti yang saya bayangkan semula. Saya belokkan setang ke kiri, tapi motor justru belok ke kanan. Aneh, tapi itulah yang saya alami. Semula saya koar-koar kalau mengendarai motor seperti itu mudah, tapi apa yang terlihat mudah di depan mata ternyata sangat sulit ketika kita mencobanya sendiri. Jadilah saya masuk ke dalam got yang ada dipinggir jalan, he...he....


Pelajaran kedua saya dapatkan beberapa minggu yang lalu ketika saya dipercaya menjadi MC atau pembawa acara di pernikahan seorang sahabat saya. Tidak ada persiapan yang saya lakukan karna saya pikir ini mudah karna saya sudah biasa melakukannya di gereja apalagi saya yakin bisa. Andrenalinku semakin meningkat saat seorang senior memintaku naik keatas panggung sendirian dan disanalah saya merasakan suatu pelajaran bahwa menjadi MC atau pembawa acara pernikahan itu tidak semudah yang saya bayangkan selama ini. Mungkin anda juga punya pengalaman mirip dengan saya.


Apa yang kita lihat mudah, ternyata sangat sulit ketika dijalani. Pelajaran-pelajaran semacam itu sebenarnya sedang mengajari kita agar tidak mudah jadi pengkritik maupun pencela di sana sini. Kita diajar untuk menghargai orang lain, bahkan ketika melihat orang lain gagal sekalipun, sebab kita sendiri belum tentu bisa lebih baik dari orang tersebut ketika kita berada di posisinya.


Dunia tidak butuh komentator karena jumlah komentator sudah membludak. Sebaliknya, dunia butuh suporter yang selalu memberi dukungan baik ketika yang bersangkutan ada dalam poforma terbaik atau sedang terpuruk dalam kegagalan. Apakah kita mau menjadi suporter atau komentataor?hanya kita yang bisa menjawabnya. #HF#

Senin, 14 Maret 2011

Selamat Menempuh Hidup Baru



Selamat Berbahagia buat :
Oey Meidy Saputra & Titi Fatiria Ziliwu
GBU

Senin, 07 Maret 2011

Selamat Menempuh Hidup Baru







Selamat Berbahagia :


SERI BATUBARA & EKA MONE

Selasa, 01 Maret 2011

Pemberkatan Nikah






Sdr. Medy Saputra & Titi Fatiria Ziliwu
Pemberkatan hari Sabtu, 12 Maret 2011


GBI SILOAM





Kamis, 24 Februari 2011

Mengapa Aku Menangis? Mengapa Aku Tertawa?

Kami menonton sebuah film yang temanya sangat jarang diungkapkan, yaitu mengenai orang-orang yang ditugaskan untuk menyampaikan pesan. Menariknya dalam film tersebut, pesan yang harus disampaikan adalah pesan dukacita. Orang-orang ini harus menyampaikan kabar kepada para keluarga perihal kematian orang-orang yang dikasihinya. Cerita film adalah mengenai tentara Amerika yang mendapatkan tugas pada bagian penyampai kabar untuk keluarga yang anggota keluarganya meninggal dalam tugas militer. Kematian mereka bisa karena pertempuran ataupun kecelakaan dalam tugas, dan untuk hal tersebut perlu petugas khusus sebagai penyampai resmi dari kemiliteran. Dalam film tersebut terpilih seorang sersan dan seorang kapten. Sebagai kapten, maka dia bertindak menjadi atasannya. Sebelum memulai tugas si kapten memberikan wejangan sekaligus sebagai aturan, yaitu pada intinya mereka tidak boleh melibatkan sisi emosional (keharuan, kesedihan dan semacamnya) dirinya dengan para keluarga yang berduka. Mereka hanya menyampaikan berita dengan tegas dan dingin, apabila berita sudah disampaikan maka selesailah tugasnya.

Pada awalnya si sersan bisa mengikuti aturan tersebut namun perlahan tapi pasti, sisi emosional dari si sersan mulai tidak bisa berkompromi. Secara kejiwaan malah dia mengalami tekanan mental, mulai merasa bersalah karena tidak bisa menunjukkan simpati dan empati kepada orang-orang yang sedang berduka cita. Puncaknya, dia berani melawan perintah si kapten dengan cara menunjukkan sikap simpati pada saat harus menyampaikan sebuah kabar dukacita. Dia mendapat hinaan dan marah dari si kapten, dianggap sebagai orang yang lemah. Namun dia tidak bergeming, malah merasa persoalan mentalnya justru menjadi dapat terselesaikan, dengan pembangkangan tersebut. Manusia didorong untuk bisa menyalurkan sikap emosional secara wajar. Manusia diharapkan bisa menangis dengan orang yang menangis dan tertawa dengan orang yang tertawa. Tujuannya adalah supaya secara sosial manusia itu bisa menempatkan dirinya sedemikian rupa dalam hubungan antar sesama. Ketika manusia itu tidak mau merasakan perasaan orang lain dalam hubungan sosialnya, maka lambat laun orang tersebut akan menghadapi masalah dengan dirinya sendiri.

Jadi ada saatnya kita memang harus bisa bergembira dalam kegembiraan yang orang lain dapatkan, dan juga bisa ikut merasakan kesedihan tatkala orang lain mengalami suatu kedukaan. Sikap ini bukan untuk kepentingan orang lain, tetapi justru akan sangat membantu kesehatan jiwa kita. Marilah kita memiliki jiwa yang sehat, dengan menjadi orang yang bisa bersimpati dan berempati kepada orang lain dengan tulus dan jujur.

Oleh: Sion Antonius

Rabu, 23 Februari 2011

Pemberkatan Nikah


Pernikahan Seri Batubara S.th & Eka Prasetia Naomi Mone S.th

Pemberkatan Nikah :
Sabtu, 05 Maret 2011
Pukul 10.00 WIB - selesai

Bertempat di Gereja Bethel Indonesia
Griya Bukit Jaya Blok A1 No. 09
- Gunung Putri, Bogor

Acara Resepsi :
Sabtu, 05 Maret 2011
Pukul 17.00 - 19.oo WIB
Gedung Cevest ( Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI )
Jl. Guntur Raya No. 1 - Bekasi Selatan

Kamis, 17 Februari 2011

Perayaan Natal GBI Petamburan





Manggala Wana Bakti, 25 Desember 2010

Minggu, 06 Februari 2011

Doa yang di Kabulkan

Matius 7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Bila kita buka Alkitab terbitan LAI, judul perikop dari ayat ini adalah “Hal pengabulan doa”. Kami yakin ayat ini banyak di pegang dan di hafalkan oleh umat Tuhan sebagai suatu ayat pegangan. Ayat ini begitu menguatkan dan sangat menghibur, terlebih bagi mereka yang sedang dalam pergumulan hidup. Namun jangan heran karena ada juga oarang yang tidak mau lagi berpegang akan pada ayat ini karena tidak merasakan “nyata” dari firman tersebut. Mereka berdoa dan berdoa namun sampai detik ini doa mereka tidak dijawab. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah Tuhan ingkar janji? Apakah ayat ini Tuhan turunkan hanya untuk menghibur saja?

Saudaraku, mengapa orang bisa kecewa dengan ayat ini? Itu karena mereka berpegang hanya pada sepenggal ayat tanpa memperhatikan ayat selanjutnya. Contohnya pada kisah ini. Jika saudara hanya berpegang pada Matius 7: 7 saja tanpa memperhatikan ayat lainnya maka siap-siaplah kecewa. Dan justru inilah yang banyak terjadi, oleh sebab itu agar kita tidak kecewa marilah kita perhatikan keseluruhan ayat.

Bila kita perhatikan Matius 7:7-11, ada dua hal secara garis besar yang menjadi inti dari ayat ini yaitu Hal pengabulan doa (Matius 7:7-10) dan hal status anak (Matius 7:11).

Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan atau di penggal-penggal. Hal pertama bukan terjadi begitu saja melainkan hal pertama terjadi disebabkan oleh hal kedua. Jadi saudaraku, janganlah kita hanya berpegang pada satu bagian saja karena dengan demikian maka kita tidak akan memperoleh apa-apa. Lalu, bagaimana agar doa kita di kabulkan? Kita perhatikan ayat dibawah:

Matius 7:7-10 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Ayat ini berisikan janji pengabulan setiap doa oleh Tuhan. Dalam ayat ini Tuhan menggambarkan dan menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa Tuhan akan mengabulkan doa umatnya. Namun satu hal jangan kita lupa memperhatikan pada ayat yang ke sebelas dibawah:

Matius 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Ayat ini menjelaskan bahwa hal pengabulan doa itu berkaitan dengan hubungan Bapa dengan anak. Seorang Bapa yang baik pasti akan mengabulkan setiap permintaan anaknya yang baik.

Intinya begini saudaraku, Tuhan pasti akan mengabulkan setiap doa-doa anak-Nya. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah menjadi anak-Nya? Terlebih lagi menjadi anak-Nya yang baik bukan sekedar anak gampangan? Jika kita menjadi anak-anak yang baik, bukan menjadi anak-anak gampangan, Tuhan pasti akan mengabulkan permohonan-permohonan kita.

Saudaraku, ada dua hal yang harus kita lakukan untuk menjadi anak-anak Tuhan yang baik yaitu:
1. Bersedia menerima didikan dan peringatan oleh Tuhan. Ibrani 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

Sebagai manusia yang masih terdiri dari daging, terkadang kita masih melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan yang baik, kita harus bersedia menerima didikan dan peringatan Tuhan yang disampaikan melalui hamba-hamba Tuhan atau orang lain yang di pakai Tuhan untuk menegur kita dengan sikap yang rendah hati.

Contohnya begini, ada seorang ibu yang tidak datang kegereja karena tersinggung dengan kotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan minggu lalu, dimana kebetulah kotbah tersebut sangat keras. Ibu tersebut menduga bahwa hamba Tuhan itu sengaja menyampaikan firman tersebut untuk dirinya. Padahal tidak demikian saudara, hamba Tuhan membawa firman sesuai dengan tuntunan Tuhan. Nah, contoh demikian bukanlah contoh anak Tuhan yang baik melainkan adalah contoh anak Tuhan gampangan yang tidak mau menerima didikan dan peringatan dari Tuhan. Hal demikian janganlah kita tiru.

2. Bersedia menerima hajaran dari Tuhan.

Ibrani 12:6-8 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Seorang anak yang sudah melakukan kesalahan yang sudah keterlaluan pasti akan di hajar oleh Bapanya. Demikian juga Tuhan akan menghajar anak-anak-Nya yang sudah melakukan kesalahan yang keterlaluan.

Contohnya adalah Daud. Dalam alkitab kita temukan dua kesalahan besar Daud yang oleh karenanya ia dihajar oleh Tuhan. Kesalahan pertama ialah berzinah dengan Batsyeba dan membunuh Uria suami Batsyeba (2 Samuel 11:1-26). Kesalahan kedua adalah Daud terbujuk oleh Iblis untuk menghitung jumlah tentaranya yang mengakibatkan dia jatuh dalam dosa kesombongan (I Tawarikh 21:1).

Namun sebagai anak yang baik, Daud bersedia menerima didikan, teguran dan hajaran dari Tuhan dengan sikap yang menerima dan rendah hati, itu kita temukan pada dua ayat dibawah:

2Samuel 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

2Samuel 24:14 Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."

Dari kedua ayat ini kita lihat kerendahan hati Daud menerima dengan tulus didikan dan hajaran Tuhan, walaupun karena itu ia harus menderita kehilangan anak dari Batsyeba dan kehilangan tujuh puluh ribu orang rakyatnya.


Karena Daud adalah anak yang baik, bukan anak gampangan maka Tuhan selalu mengabulkan doa-doa Daud. Lalu bagaimana dengan kita saudaraku? Ingin doa kita dikabulkan oleh Tuhan? Jadiah anak-anak-Nya yang baik, anak-anak yang siap menerima didikan, peringatan bahkan hajaran Tuhan. Bukan menjadi anak-anak gampang yang tidak bisa menerima didikan dan hajaran Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin

DUA SIKAP KETIKA MENGHADAPI PENCOBAAN

Mazmur 18:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.

Ada dua sikap yang mungkin ditunjukkan oleh umat Tuhan pada waktu mengalami pencobaan yaitu:
1.Menjauh dari Tuhan.
2.Semakin dekat kepada Tuhan.

Sikap yang kita tunjukkan menunjukkan siapa kita. Jika kita bersikap seperti yang pertama, itu menunjukkan bahwa kita ikut Tuhan hanya ingin enaknya saja. Ikut Tuhan karena mengejar berkat jasmani belaka. Jika kita bersikap seperti point kedua, artinya kita mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. Kita mengenal rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita mengetahui bahwa Tuhan punya rencana pada setiap apapun yang terjadi dalam hidup kita.

Contoh untuk point pertama adalah Orang Demas. Demas meninggalkan pelayanan hanya karena tidak tahan menderita dan aniaya. Demas lebih memilih kenikmatan dunia dari pada menderita bersama-sama dengan Paulus dalam menyebarkan injil Kristus. Penderitaan menyebabkan dia meninggalkan jalan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

II Timotius 4:9-10 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Contoh untuk point ke dua adalah Daud. Daud tidak pernah lari dari Tuhan ketika mengalami penderitaan. Ayat diatas menunjukkan semakin ia menderita, semakin ia berseru-seru kepada Tuhan. Sebenarnya bisa saja Daud kecewa dan menuntut serta menuduh Tuhan tidak tepati janji. Bukankah Samuel telah mengurapi dia menjadi raja sebelumnya. Kenapa bukan tahta kerajaan yang di dapatnya, melainkan penderitaan dan di kejar-kejar Saul. Bukankah seharusnya ia tidur di istana megah bukan sebaliknya tidur di dalam gua-gua?

Daud tetap bertahan didalam Tuhan karena ia tahu dan mengenal siapa Tuhan yang dia sembah. Ia meng mengenal segala jalan dan rancangan Tuhan dalam hidupnya. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

Mazmur 22:33-35 Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga.

Dari ayat ini kita lihat bahwa Daud menyadari bahwa Tuhan sedang mendidik dan mengajar dia dalam setiap penderitaan yang dia alami. Melalui penderitaan Tuhan mendidik dia untuk memiliki mental prajurit dan pria sejati. Prajurit dan pria sejati tidak di nilai dari berapa banyak musuh yang di bunuhnya melainkan berapa banyak dia bersabar dan mengampuni. Daud telah membuktikan itu. Sejahat-jahatnya perbuatan Saul atas dirinya, dia tidak pernah mau membalas bahkan dia mengampuni Saul. Dalam beberapa kesempatan bisa saja dia membunuh Saul, namun tidak dilakukannya, malahan dia tetap menaruh hormat kepada saul.

Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita ketika mengalami pencobaan? Apakah seperti Demas yang pergi meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan dunia atau seperti Daud yang berseru-seru kepada Tuhan?

author: Nelson Saragih

GAJAH TERBANG

Pernah melihat gajah terbang? Gajah terbang tentu hanya ada dalam cerita dongeng, cerita-cerita jenaka yang pastinya untuk anak kecil. Namun ada sedikit pandangan yang berbeda dan mungkin akan menggelitik kita tentang gajah terbang, seorang teman saya berkata bahwa gajah tidak bisa terbang karena gajah terlalu banyak mendengar apa kata manusia. "Buktinya ukuran telinganya yang lebar banget!", lanjut teman saya.

Teman saya membandingkan fenomena ini dengan kepak sayap lebah. Selama ratusan tahun, lebah menjadi misteri. Tak seorang pun, bahkan saintis paling kaliber mampu menjelaskan fenomena kepakan sayap lebah.

Lebah tidak memiliki telinga. Lebah hanya memiliki sepasang sayap yang kecil, namun mampu mengangkut nektar yang beratnya kadang menyamai berat tubuhnya. Bahkan menariknya, jagankan mengangkut nektar menurut pengamatan ahli dengan hanya mengandalkan sayap sekecil itu Lebah seharusnya tidak bisa mengangkat dirinya sendiri.

Setiap manusia tentu memiliki impiannya masing-masing, semua harus berjuang untuk mencapainya. Selama proses pencapaian tersebut, kritikan atau sindiran dan diragukan oleh orang lain itu akan selalu ada. Namun orang yang bertahan dan berani berjuang serta taat sampai akhir walaupun dipandang sebelah mata oleh orang lain dan mengalami segala bentuk intimidasi baik dari orang lain maupun dari dirinya sendiri. Dia adalah orang yang hebat! Dia akan unggul sebagai juaranya.

Kritikan akan selalu ada, tapi seorang pemenang tahu kapan waktu dia membuka telinga dan kapan tidak.
Sumber : jawaban.com