Minggu, 04 November 2012

Selasa, 09 Oktober 2012

JADILAH ORANG YANG FLEKSIBEL


Seorang pemuda yang akan berangkat ke ladang misi pamit kepada Pendetanya.
Pemuda: "Pak, tolong doakan, besok saya akan pergi ke ladang misi."
Pendeta: "Pergilah, Nak. Hati-hatilah di negeri orang, kau harus pandai bergaul, supaya banyak memenangkan jiwa."
Pemuda: "Bagaimana resepnya, Pak?"
Pendeta: "Ya, kalau kamu bertemu dengan tukang tahu, bicaralah soal tahu. Jika bertemu dengan tukang lontong, bicaralah soal lontong, dan jika bertemu dengan tukang sayur, bicaralah soal sayur."
Pemuda: "Bagaimana jika bertemu dengan ketiganya, Pak?"
Pendeta: "Ya, bicaralah soal gado-gado, Nak."
[Sumber diambil dan disunting dari: Manna sorgawi, Januari 2008]
Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. (Kolose 4:5)

Minggu, 02 September 2012

Sabtu, 25 Agustus 2012

Rabu, 01 Agustus 2012

Rabu, 09 Mei 2012

KEKUATAN MEMBERI

"Adalah lebih berbahagia Memberi daripada menerima" itulah yang diungkapkan Rasul PAULUS dalam Kisah Para Rasul 20:35...benarkah? mungkin kita berkata: ungkapan itu benar,karena orang yang memberi pasti lebih mapan daripada yang menerima. oh bukan itu yang dimaksud Paulus bahagia. Jika kita bandingkan dengan kisah janda miskin yang mempersembahkan uangnya yang 2 peser. Ternyata  memberi bukan masalah mapan atau tidak( Markus 12:41-44). Kebahagiaan itu terletak pada nilai yang Tuhan berikan. Tuhan lebih melihat kepada pengorbanan, inilah jiwa memberi yang Allah ajarkan kepada orang percaya.  Dalam kisah ini persembahan janda miskin yang berkenan pada Allah, bukan orang kaya yang memberi dalam kelimpahannya. Pemberian selalu di nilai dari besaranya, Nilainya. Banyak penafsir berkata Tuhan tidak memandang berapa besarnya pemberian kita, tapi Tuhan melihat hati. Benar memang Tuhan melihat hati. Oleh karena ukurannya "hati" maka saya katakan Allah melihat atau menilai besaranya atau nilai dari pemberian itu. Jika kita mempunyai uang seratus juta kita memberi Rp 500.000, pasti kita memberinya dengan ringan hati, tidak adat beban, namun jika kita memiliki uang seratus ribu rupiah dan kita memberikannya semua, saya yakin sangat berat untuk kita serahkannya. Karena uang itu sangat bernilai bagi pemiliknya. Besar mana Rp 500.000 atau Rp 100.000 ? Tentu saja kita jawab besar Rp 500.000. jawaban kita benar, jika kita hitung berdasarkan matematika, tapi jika kita lihat dari sisi kepemilikan besar mana Nilainya?
Memberi adalah tindakan menyerahkan hak milik kita kepada penerima, meletakkan hak kepemilikan.

Pembelajaran kita dalam memberi adalah masalah perkenanan  Allah, apakah Allah berkenan pada pemberian kita?bukan masalah perkenanan manusia( baca: kisah Habel dan Kain,Kej. 4:1-16). Firman Allah juga berkata" jika engkau memberi dengan tangan kanan janganlah diketahui tangan kirimu". Konsep ini ingin mengajarkan nilai pemberian adalah perkenanan Allah bukan penilaian manusia, namun konsep ini menjadi konsep kepicikan manusia,yakni menyembunyikan pemberian demi gengsi, demi harga diri, bagaimana tidak? Uang yang sudah jelek dikuel-kuel hanya supaya tidak dilihat orang,bukankah tambah hancur uangnya? Belum lagi menyusahkan bendahara gereja yang harus merapikan uang, kalau perlu bendahara gereja harus punya setrika uang,hahaha, karena uang pada lecek. uniknya  dalam kantung kolekte banyak "uang teroris" maksudnya uang yang bergambar orang bawa golok. Uang ongkos ke toilet.

Kemana pemahaman adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima? Memang memberi bukan membeli, maksudnya jika kita memberi jangan mengharapkan imbalan. Membeli kita mengeluarkan uang pasti mendapatkan yang kita inginkan. Pertanyaannya Apakah memberi yang dikenan Tuhan, Tuhan tidak memberi Kepada kita? Memberi jangan seperti orang mancing ikan, kasih cacing dapat mujair, kasih pelet(ubi matang yang diolah dengan telur) dapat ikan emas, kasih ikan kembung dapat kakap merah.memberi persembahan untuk gereja bukan supaya, melainkan karena. Karena kita sudah diberkati Tuhan,karena kita sudah dilimpahkan rezeki. saat saya mengajak jemaat memberi janji iman pembangunan,saya berkata tuliskan apa yang saudara inginkan? Seakan saya mengajarkan supaya Anda memberi mendapatkan imbalan dari Tuhan. Seakan saya mengajarkan  Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan Anda baru memberi. bukan itu saudara, saya tidak mengajarkan saudara mendapatkan baru memberi. Melainkan saya ingin mengajak saudara untuk belajar memberi dengan korban syukur, dengan pengorbanan. Allah Bapa telah mengorbankan Anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib demi dosa kita semua. Inilah contoh memberi yang sungguh, dalam Khotbah Paskah saya di Ragunan, saya katakan Paskah adalah pelajaran memberi. Saya tahu kondisi ekonomi saat ini,terutama bagi kita orang-orang yang berekonomi lemah. Tapi saya ingin katakan dalam keadaan inilah kita belajar memberi dengan sungguh.

Kalau kita memberi dengan sungguh,kita memberi dengan hati yang hancur, dengan pengorbanan,yakni dengan ketidakmampuan kita, kita sedang belajar jadi janda miskin yang memberi dengan 2 peser. Memberi dengan segenap hati,  Memberi dengan segenap jiwa, Memberi dengan kekuatan kita, itulah persembahan kita yang hidup, itulah sembah kita kepada Allah. Kita benar-benar tersungkur dihadapan-Nya.

Pemberian yang dikenan Allah akan menghasilkan kecukupan hidup buat kita, Allah tidak akan membiarkan orang yang memberi dengan pengorbanan menjadi peminta-minta. Ingat kisah janda di Sarfat yang memberi makan Nabi Elia(baca: 1 Raja-raja 17: 7-24). Janda yang sedang kesulitan dalam ekonomi dimana saat itu sedang terjadi kekeringan, terjadi kesukaran tidak turun hujan, tapi janda itu menjadi saluran berkat bagi hamba Tuhan, janda itu memberi dengan kekurangannya, memberi dengan pengorbananya, ia hanya memiliki segenggam tepung. Untuk sanak keluarganya saja hanya cukup satu kali makan lalu Ia mati(ayat 12) namun tepung dan minyak itu diberikan kepada nabi Elia. Apa yang terjadi? Janda itu hidup berkecukupan saat kondisi kesukaran dan Ia berjumpa dengan Kuasa Tuhan, anaknya dibangkitkan dari kematian(ayat 18-21).

Memberi yang berkorban adalah memberi dengan iman. Memberi dengan tindakan nyata tanpa berfokus pada pengharapan,melainkan berfokus pada ketaatan. Apa itu iman? Orang Kristen selalu menjawab: "iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang belum kita lihat"(Ibrani 11:1). Seperti apakah? Ya itu tadi, bla bla(mengulang ibrani 11:1). Seperti apa dong? Ya itu, iman adalah dasar. Dasar apa? Dasar pengharap. Maksudnya? Ya itu. Sulit sekali ketika menjabarkan tentang iman. Mendefinisikan iman. Kita akan paham jika kita membaca Ibrani 11 dari ayat 1 sampai 39. Alkitab menjelaskan iman adalah tindakan nyata untuk menggapai harapan. Saya mendefinisikannya sebagai kesatuan ucapan dengan hati yang diimplementasikan dalam perbuatan/ketaatan. Contoh : Abraham saat diperintahkan menyembelih anaknya, Ia berkata ya Tuhan, lalu perkataannya diintegrasikan di hati lalu dinyatakan dalam tindakan/ketaatan. Abraham membawa anaknya  ke gunung Moria untuk dipersembahkan pada Allah,karena ketaatannya Allah menyediakan korban bakaran yang sesungguhnya, Allah menyediakan yang dibutuhkan Abraham. oleh karena itulah Abraham di sebut Bapa orang percaya. Orang yang beriman. Dalam peristiwa ini pun kita melihat orang yang beriman, yang memberi dengan iman, Allah Sediakan keperluannya.

Bertindaklah dengan iman, untuk membuktikan apa yang ada sudah katakan. Amin

Kamis, 03 Mei 2012

PEMBANGUNAN GEREJA

Dukung dan Doakan Pembangunan GBI Griya Bukit Jaya yang masih berjalan sejak April 2012. Pembangunan ini guna menfasilitasi kebutuhan ruangan anak-anak sekolah minggu dan tempat ibadah umum yang lebih luas.

Anda juga dapat berpartisipasi melalui :
Rekening Gereja
A/n : Sejahtera Pardosi
BCA Cab. Cileungsi
No. Acc: 4060653106



Training Tim Pemuji





Training yang diadakan dari Bulan Maret s.d April bertujuan meningkatkan kemampuan Tim Pemuji dalam melayani dan memuliakan Tuhan. Training ini berjalan dengan lancar berkat dukungan Fasilitator yang sabar dan para peserta yang antusias sehingga saat ini Tim Pemuji bisa memberikan yang terbaik lagi dalam melayani.

Ibadah Padang - 08 April 2012