Kamis, 26 Januari 2012

PENGELUH TIDAK AKAN PERNAH MENANG

Salah satu penyebab utama kenapa bangsa Israel generasi pertama (kecuali Yosua dan kaleb), tidak bisa sampai ke Kanaan adalah karena mereka suka mengeluh (bersungut-sungut)!

Setiap ada kesulitan sedikit, orang Israel selalu mengeluh. Kalau tidak menyalahkan Musa mereka selalu menyalahkan keadaan!

Allah tidak suka akan keluh kesah! Ada 3 sebab mengapa keluh kesah itu berbahaya :

(a) Karena keluh-kesah itu menular

Keluh kesah itu seperti kanker, ia dengan cepar menjalar kemana-mana.
Contohnya : ketika 10 pengintai Israel memberi laporan yang isinya keluh kesah tentang negeri Kanaan yang didiami manusia raksasa, maka seluruh orang Israel langsung histeris dan meminta Musa agar kembali pulang ke Mesir – Bil.13:27 – 14:3

(b) Karena keluh kesah itu merupakan dosa

Karena keluh kesah adalah dosa, maka dosa itu kemudian memisahkan orang percaya dengan Tuhan!
Dosa-dosa yang tersembunyi di balik keluh kesah bangsa Israel adalah:
(1). Melupakan semua kebaikan Allah selama ini kepada mereka.
(2). Kemalasan untuk berusaha melakukan sesuatu bagi masa depan mereka sendiri.
(3). Ketidakpercayaan bahwa rencana Allah yang baik, bahkan melebih-lebihkan sehingga terkesan Allah kejam (Bil. 14:3).

(c) Karena keluh kesah adalah awal dari pemberontakan
Kalau kita perhatikan Israel pertama-tama berkeluh kesah, lalu setelah itu mereka memberontak, baik kepada Musa maupun kepada Tuhan!

 Melihat ke 3 alasan diatas kita bisa memaklumi betapa berbahayanya sebenarnya sebuah keluh kesah itu! Oleh sebab itu seorang pengeluh tidak akan pernah menjadi seorang pemenang!
Kenapa demikian ? Inilah alasannya :

MENGAPA SEORANG PENGELUH TIDAK AKAN PERNAH MENJADI SEORANG PEMENANG ?

1. Karena seorang pengeluh selalu menemukan sesuatu untuk dikeluhkan
Seorang pengeluh selalu punya sesuatu untuk dikeluhkan.
Kalau matahari bersinar cerah, dia mengeluh,”betapa panasnya.” Tapi kalau hujan dia juga mengeluh,”wah bisa banjir nih!”

Ada yang menyimpulkan, bahwa seorang pengeluh sebenarnya memiliki persoalan dengan dirinya sendiri. Persoalan iu antara lain :

(a) Persoalan kurang bersyukur
Seorang pengeluh jelas adalah orang yang kurang bisa bersyukur atas hidupnya.
Ia selalu merasa kurang! Coba dia menghitung berkat Tuhan

 (b) Persoalan persepsi (pandangan)
Orang Israel masih punya persepsi bahwa di Mesir mereka bisa makan enak, sekalipun ditindas.
Oleh sebab itu ketika makanan dan minuman kurang, mereka selalu ingat untuk kembali ke Mesir.
Coba mereka mengembangkan persepsi (pandangan) bahwa di tanah Kanaan mereka akan jauh lebih kaya dan makmur, mungkin mereka tidak akan mengeluh!


(c) Persoalan sikap yang menular – ayat 2
Perhatikan, ketika satu orang mulai mengeluh, maka yang lainnya akan ikut-ikutan tertular.

2. Karena seorang pengeluh adalah orang yang gagal melewati ujian
Dalam hidup ini selalu ada ujian untuk kenaikan. Nah, Tuhan juga suka memberikan ujian untuk menaikkan tingkat iman orang kristen, lewat berbagai hal seperti : Kesulitan hidup,kegagalan, kekurangan dsb.

Nah, orang yang terus mengeluh ketika diijinkan Tuhan masuk dalam ujian berarti telah gagal naik kelas.


Mengeluh menjadi tanda bahwa seseorang tidak bisa menerima keadaan yang dialaminya!

Padahal Tuhan mau kita mengucap syukur dalam segala perkara.

3. Karena seorang pengeluh selalu mencari orang lain untuk disalahkan
Ketika Israel kehabisan makanan dan minuman maka mereka cepat sekali menyalahkan Musa sebagai orang yang bertanggung jawab membawa mereka ke padang gurun.
Kalau anda perhatikan orang yang suka mengeluh pasti suka menyalahkan orang lain. Misalnya:

            (a) Ketika jalan macet – menyalahkan angkot yang ngetem
            (b) Ketika tidak naik pangkat – menyalahkan bossnya sentimen sama dirinya.
            (c) Ketika tidak bisa akur dengan orang lain – menyalahkan orang lain sebagai tidak bisa mengerti diri mereka. dsb.

4.Seorang pengeluh tidak pernah puas dengan apa yang diberikan kepada mereka – Kel.16:13-15
Sekalipun Tuhan sudah memberi burung Puyuh dan Manna, namun Israel tetap tidak puas dengan semua itu.
Sikap tidak pernah puas adalah salah satu ciri dari seorang pengeluh.

           (a) Pengeluh cenderung menuntut lebih kepada Tuhan
Apa yang Tuhan berikan, selalu mereka anggap kurang baik, kurang hebat, kurang enak, dsb. Sehingga mereka menuntut lebih lagi – Bil.11:1-6

(b) Pengeluh memiliki mental berkekurangan
Seorang pengeluh memiliki mental berkekurangan, sehingga berapapun yang mereka miliki, mereka selalu merasa kurang!
Mereka tidak pernah bersyukur, berapapun banyaknya yang mereka punya!

Menyimpulkan bahasan kali ini, kita mesti mengingat satu hal : “Complainer never winner” = Pengeluh tidak akan pernah jadi pemenang!

Seorang pemenang selalu bisa mengatasi keadaan buruk, sementara seorang pengeluh kerjaannya hanya meratapi keadaan buruk yang dialaminya!

Minggu, 22 Januari 2012




Kejadian 13:13
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

Shalom.  saya pernah berkata di tahun 2011 akan menyampaikan khotbah 1313, maksudnya pasal 13 ayat 13 dari Alkitab. Saat itu saya menyampaikan Firman Allah yang terdapat dalam 1 Korintus 13 :13. Untuk menepati janji saya, saya berusaha setiap minggu akan menulis artikel pasal 13 ayat 13.
Kita mulai dari Kejadian 13 ayat 13 yang berbunyi: Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.  Ayat ini menjelaskan situasi kota Sodom, yang mana dihuni oleh orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Bahkan tidak ditemui 10 orang yang takut akan Tuhan(Baca: kej 18:32), sehingga Sodom dimusnakan oleh Allah. Kota Sodom dekat dengan lembah Yordan, lembah yang sangat baik pengairannya, hingga wilayah sekitarnya menjadi wilayah yang subur, bahkan digambarkan seperti taman Tuhan dan seperti tanah Mesir(Kej 13:10). Penjelasan wilayah ini sangat berhubungan erat dengat karakter seseorang. Pasal 13 ini menjelaskan kisah Abraham dan Lot, paman dan keponakannya. Karena terjadinya perselisihan antara pengikut Abraham dan Lot, maka Abraham memilih berpisah agar tidak terjadi perselisihan. Abraham yang takut akan Tuhan memberikan pilihan kepada Lot untuk memilih wilayah atau tempat yang dia inginkan. Biasanya yang tua atau yang dituakan  memilih lebih dulu baru memberikan kepada yang muda, tapi Abraham tidak, ia memberikan kesempatan Lot memilih lebih awal. Lot memilih lembah Yordan dan menetap di Sodom, tempat orang jahat. Seringkali banyak diantara kita selalu menujukan pandangan pada berkat lahiriah, berkat materi tanpa memperhatikan dampak kerohanian kita. Lot lebih memilih tempat yang penuh berkat,tempat yang subur namun tidak memperhatikan tempat itu penuh dengan orang jahat tempat itu penduduknya jauh dari Tuhan. Lot tidak berpikir dampak buruk kepada kerohanian dirinya dan keluarganya. Seringkali kita juga berlaku demikian. Lot seharusnya menjadi terang dan garam di tengah-tengah orang yang tidak mengenal Allah, tapi Lot tidak melakukannya, ia bersikap toleran kepada kejahatan, terbukti  anak Lot melakukan hal yang tidak terpuji, ia memberi minum pada Lot ayahnya) agar ayahnya melakukan persetubuhan dengannya, hal ini membuktikan lingkungan saat mempengaruhi ahlak. Karena lingkungan.Akhlak anak lot menjadi amoral.( Kejadian 19:26-30).
Didalam kehidupan yang penuh dengan kejahatan sering kali banyak berkat jasmani. Dimana saat ini banyak pebisnis melakukan entrepreneur dengan hal-hal yang amoral demi sebuah proyek, demi keberhasilan. Kehidupan tidak takut akan Tuhan lebih memberi berkat jasmani, lebih membuat berhasil secara finacial. Itu semua sudah dijelaskan kebenaran firman Allah beribu tahun yang lalu dalam peristiwa Sodom dan Gomora. Namun kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak mempermuliakan Tuhan. Dari kisah Lot juga kita harus belajar, suatu saat harta kekayaan itu akan dimusnahkan, suatu saat harta kekayaan akan kita tinggalkan, dan kita tidak akan membawa harta itu, kita akan kembali kepada asal kita kepada debu dan tanah, dan roh kita kembali kepada Sang Pencipta. Dari kisah ini bukan berarti orang percaya harus hidup dalam kemiskinan, hidup tidak memerlukan keuangan, hidup menjauh dari dunia nyata. Melainkan Orang percaya harus hidup berpadanan dengan panggilan Ilahi. Hidup dalam dunia nyata, dan menjadi berkat bagi banyak orang karena orang percaya Tuhan Yesus(Allah)  akan diberkati. Allah memberkati Abraham. Allah menjadikan Abraham bangsa yang besar.  Seperti yang dijelaskan   dalam Kejadian 13:14-18”Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN”.
Melalui kisah Lot ini kita mendapat pelajaran berharga agar kita:
1.       Tidak focus pada berkat materi saja tapi harus focus pada berkat rohani. Kita membutuhkan berkat materi tapi apalah artinya jika kita binasa, masuk dalam api kekekalan. Kita kaya raya tapi akhlak dan moralitas kita tidak mempermuliakan Allah. Memang pada zaman ini  moralitas sudah dikesampingkan. Orang kaya yang berbuat dosa tetap saja dipandang dan hormati banyak orang. Orang hanya mengagungkan materi. Tapi kita sebagai orang Kristen harus hidup berpadananan dengan Kristus, hidup harus berfocus pada hukum Allah. Menjadi orang terpandang karena hidup dalam kebenaran Tuhan. Banyak para muda-mudi dalam mencari pasangan hidup berfocus pada materi, pada harta duniawi, pada kecantikan/gantengnya, hidup takut Tuhan diabaikan(bahkan beda keyakinan). Tidak lagi disadari tubuh ini akan menjadi tua, yang cantik dan ganteng akan TOP(Tua Ompong dan Peyot), kekayaan akan ditinggalkan, semua akan sirna. Namun pribadi yang takut akan Tuhan akan tetap selamanya dan membuat hidup bahagia. Tidak ada orang  takut Tuhan hidup pemalas, tidak ada orang yang takut akan Tuhan menyakiti isteri atau suaminya. Banyak juga orang percaya melakukan pekerjaan yang tidak memuliakan Tuhan dengan alasan kebutuhan hidup, sulitnya lapangan kerja. Bekerja menjadi rentenir, bekerja diperjudian seperti  dagang togel, buntut(perjudian nomor bukan sop buntut), memang pekerjaan ini menghasilkan uang yang besar dan mudah, namun tidak disadari menjadi pencemaran Nama Tuhan Allah, tidak mendidik akan sesama tapi membodohi dan menghancurkan kerohanian diri sendiri dan orang lain. Saya telah melihat contoh semua itu akan dimusnahkan Allah. Kebangkrutan terjadi pada rentenir dan pejudi, ketidak bahagian melanda pasangan yang didasari kecantikan dan harta. Mari kita focus pada Kemuliaan Allah, agar murka-Nya menjauh dari kita.jangan hidup kita seperti orang Sodom dan Gomora.

2.       Bangun Mezbah bagi Tuhan. Kita harus terus membina hubungan dengan Allah, berdoa dan meminta kekuatannya untuk terus hidup dalam kebenaran-Nya. Berkat yang diberikan Allah bukan untuk memperkaya diri semata, tapi untuk membangun Mezbah Allah, untuk mempermuliakan Allah. Mezbah adalah tempat mempermuliakan Tuhan , tempat untuk membina hubungan dengan Tuhan. Jadikanlah berkat kita untuk mempermuliakan Nama Tuhan, dan mejadi alat untuk kita dan orang lain mendekat kepada Tuhan. Abraham dipanggil untuk diberkati dan menjadi berkat (Kejadian 12:1), demikian juga kita diberkati untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Yesus mengajarkan agar kita menggunakan uang/mamon untuk masuk dalam kemah abadi, “ Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."(Lukas 16:9). Muliakanlah Tuhan dengan hartamu(Amsal 3:9).

Pdm. Khoe Ridwan kurniawan S,Th.

Sabtu, 14 Januari 2012


Oleh Karena Nama Yesus

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. 
Mazmur 23;1 - 6

Sebagai pengikut Kristus Mazmur 23 adalah firman Allah yang sangat menguatkan karena mengandung jaminan bagi pengikut Kristus, untuk slalu dalam lindunganNya. Gadah dan tongkat Allah menjadi penghiburan dikala orang percaya berada dalam kekelaman atau permasalah hidup. Daud menggambarkan bagaimana Allah menjagai orang percaya seperti gembala menjagai domba-domba peliharaannya. Daud mengalami bagaimana ia menjagai domba-domba peliharaannya dari serangan serigala dan singa(baca: 1 Samuel 17:34-37), begitu juga ia merasakan Allah melindungi dia dari ancaman raja Saul. Meskipun Daud hidup sebagai buronan raja, ia tidak pernah kekurangan, Daud  selalu dalam penyertaan Tuhan. Anda dapat bayangkan bagaiamana sulitnya hidup seseorang yang dimusuhi raja. Hidup yang tidak aman, tidak leluasa, sangat sulit. Namun Daud dapat menjadi pengganti raja. Daud menjadi raja.
Daud menyatakan “takkan kekurangan aku” hal itu menunjukan bahwa Daud tidak pernah berkekuranagan dalam kehidupannya. Daud memberi gambaran seperti domba yang berada dipadang yang berumput hijau, domba yang selalu mendapat makanan, domba yang tidak pernah kelaparan. Dan selalu dibimbing ke air yang tenang, air yang mudah untuk diminum, bahkan keselamatan pun dijaminnya “Ia menyegarkan jiwaku”. Ada sukacita selalu.
Hal perlindungan dan pemeliharan yang dinikmati Daud hanya oleh karena  Daud berjalan dalam jalan Tuhan. Mazmur 23 menjelaskan “Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya”. Daud selalu berjalan dalam jalan Tuhan, jalan yang benar. Jalan yang tidak menyimpang kekanan dan kekiri(Yosua 1:8). Daud selalu mematuhi perintah Tuhan. Ketika Daud mempunyai kesempatan membunuh Saul, Daud tidak melakukannya( Baca: 1 Samuel 24:4-7). Daud tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, Daud membalaskan dengan kebaikan( Baca :Roma 12:17). Hidup dalam kebenaran yang dijalankan Daud hanya oleh karena nama-NYA, Nama Yesus, Nama Allah (Baca: Yohanes 17:12, ayat ini menjelaskan bahwa nama Allah adalah Yesus). Daud melakukan kebenaran bukan karena untuk kepentingan dirinya tapi untuk kemuliaan Tuhan Yesus. Daud ketika melawan Goliat, daud berkata aku mendatangi engkau demi nama Tuhan. Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu( 1 Samuel 17:45)
Mempermulikan Tuhan Yesus, berarti menjaga nama baik Allah. Menjaga nama baik Allah bukan berarti Allah harus dibela. Gus Dur berkata:”Allah koq di bela!”. Memang Allah tidak perlu dibela, karena Allah perkasa. Allah yang Suci tidak mau tercemar. Allah itu kudus. Firman Allah mengajarkan agar kita hidup kudus,” tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu”(1 Petrus 1:15). Hal ini mengisyaratkan bahwa kita dapat mencemarkan nama Allah, ketika hidup kita tidak berpadanan dengan Allah yang kudus, ketika hidup kita tidak menunjukan kwalitas pengikut Kritus. Ketika pengikut Kristus hidup tidak benar, yang dihujat pertama kali adalah nama Allah. “koq orang Kristen begitu!” tidak disebut nama kita tapi nama Kristus(Kristen).

Oleh karena Nama Yesus, kita dalam pemeliharaan-Nya, dalam penyertaan-Nya. Dalam berkat-Nya. Lakukan semuanya DEMI Nama Tuhan Yesus Kristus. Ketika saya hidup dalam kesusahan, hidup dalam tekanan ekonomi, orang tua yang terlibat hutang berbunga, saya melakukan tanggungjawab untuk membayarnya karena demi nama Tuhan Yesus. Saya menyadari saya pengikut Kristus, saya menyadari Yesus adalah Gembala Yang Baik, saya meyakini Yesus mencukupi saya, Yesus memberkati saya, oleh karena itu saya berani membayarnya meskipun dihitung secara matematika tidaklah mungkin tetapi saya melakukannya karena saya Yakin Allah beserta saya. Saya tidak ingin mencemarkan nama Yesus. Bukan untuk menunjukan kuat gagah saya,karena saat menjalaninya atau melakukannya saya pun merasakan sangat berat, tapi oleh karena nama Yesus saya mampu melakukannya. Oleh karena nama Yesus, saya merasakan penyertaan-NYA. Memperoleh berkat-Nya.

Oleh Karena Nama Yesus, kita akan merasakan apa yang dirasakan Daud. Yesus adalah Gembala Yang Baik. Amin

By : Pdm Khoe Ridwan kurniawan S,Th.
    

Sabtu, 07 Januari 2012


KEBERSAMAAN

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Ibrani 10:25

Kebersamaan bukan berarti harus sama, meskipun akar katanya sama. Kebersamaan adalah aktifitas untuk tujuan yang sama, kebersamaan berarti menyatukan berbagai perbedaan untuk tujuan yang sama. Bila arah dan tujuan kita sama, dan kita mau saling berbagi dalam kebersamaan, maka pencapaian tujuan kita akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Mampukah kita untuk saling dorong dan saling dukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan bersama ? Sudah seharusnya ! karena firman Allah mengajarkan agar kita hidup dalam kebersamaan Ibrani 10:25. Dalam kebersamaan ada kekuatan”. Pengkhotbah 4:12 “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”.
Bersama bukan berarti sama. Kata sama menunjukan suatu keserupaan namun kata bersama bukanlah menyatukan keserupaan melainkan menggabungkan  berbagai perbedaan yang ada untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Perbedaan yang ada adalah alat bantu pencapaian, karena untuk mencapai sebuah harapan dibutuhkan banyak perangkat atau alat. Suatu harapan , impian atau cita-cita ibarat suatu benda yang terletak diatas. Seorang tokoh berkata:”gantunglah citi-citamu setinggi langit”. Harapan itu terletak diatas. Kita butuh suatu perangkat pencapaian! Perangkatnya adalah saudara-saudara dan saya. Sebagai apakah saya dan saudara untuk pencapaian itu? Fungsi kita sudah ditatapkan Allah dengan pemberiannya pada kita. Yang kita sebut bakat atau talenta. Talenta kita tidaklah sama, ada yang 1 ada yang 2, mungkin 5. Mari kita menggunakan talenta kita masing-masing untuk pencapaian bersama. Mencapai janji-janji Allah.
Permasalahannya  saat sekarang , mengingat banyaknya persoalan-persoalan sosial yang semakin membebani hidup seseorang. Orang banyak bersikap individualistis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Frankl, bahwa sebagian besar masyarakat sekarang mengidap neurosis kolektif (penyakit kebersamaan). Ciri-ciri penyakit ini:
1.     Orang bersikap masa bodoh terhadap hidup, yaitu suatu sikap yang menunjukkan pesimisme dalam menghadapi masa depan hidupnya.
2.     Orang bersikap fatalistik terhadap hidup, menganggap bahwa masa depan sebagai sesuatu yang mustahil dan membuat rencana bagi masa depan adalah kesia-siaan.
3.     Orang bersikap Fanatisme, yaitu mengingkari kelebihan yang dimiliki oleh kelompok atau orang lain.
Dengan ciri-ciri tersebut manusia berjalan menuju penyalahartian dan penyalahtafsiran tentang dirinya sendiri sebagai sesuatu yang "tidak lain" (nothing but) dari refleks-refleks atau kumpulan dorongan (biologisme), dari mekanisme-mekanisme psikis (psikologisme) dan produk lingkungan ekonomis (sosiologisme). Dengan ketiga konteks tersebut maka manusia "tidak lain" dalah mesin. Kondisi tersebut merupakan penderitaan spiritual bagi manusia.
Sebagai pengikut Kristus, kita diajarkan untuk hidup dalam kebersamaan. Kebersamaan itu bukan kebersamaan yang semu yang hanya ingin memiliki kelompok, hanya ingin sekedar penggunaan “nama kelompok ” saja. Saya orang Kristen tapi tidak pernah bergereja, saya bergereja  tidak pernah aktif dalam aktiftitas gereja. Seharusnya kita melebur di dalamnya, seharusnya kita bekerja bersama untuk mencapai impian kelompok atau gereja kita. Memang dalam kebersamaan banyak benturan, banyak selisih paham, banyak hal-hal yang tidak menyenangkan, namun semua itu sesungguhnya  adalah keindahan dalam kebersamaan. Untuk kita dapat hidup dalam kebersamaan, kita harus memiliki nilai-nilai
1.     Menghargai Orang Lain.
Kita tidak dapat hidup saling menasihati jika tidak saling menghargai, nasihat orang lain akan menjadi tusukan, nasihat orang lain akan menjadi hinaan bagi kita. Nilai menghargai orang lain harus kita tanamkan dalam diri kita. Kita harus berani mengesampingkan kepentingan diri sendiri. Firman Allah mengajarkan:” Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! I Petrus  2:17. Hormati semua orang, kita harus menghormati tanpa kecuali. Sikap menghargai adalah tindakan untuk kita dapat menjauhi fanatisme, sikap yang tidak mau mengakui kelebihan orang lain/kelompok lain. Orang Kristen pun dapat terjebak dengan fanatisme, sehingga tidak dapat hidup dalam kebersamaan dalam bangsa yang majemuk ini. Keyakinan akan Kristus adalah Jalan Kebenaran dan Hidup. Satu-satunya jalan keselamat bukanlah sikap fanatisme, sikap fanatisme ketika kita tidak mau menerima orang yang tidak percaya kepada Kristus. Tidak mau mengakui ada nilai lebih dari orang yang tidak percaya Kristus, yang mana seharusnya kita orang percaya mempunyai nilai lebih. Marilah kita hidup saling menghargai. Roma 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Kebersamaan seharusnya terlebih dahulu kita wujudkan kepada yang tak terlihat, yakni kepada Tuhan Allah Kita, kita harus menghargai Tuhan kita yang mau membina hubungan dengan kita, yang telah menghilhami kebenaran Firman Tuhan kepada para nabi dan rasul, yang telah diungkapkan secara terulis dalam Alkitab. Sejauh mana kita menghargai Allah kita? Sudahkah kita membangun kebersamaan itu dengan Tuhan kita. Mau menerima nasihatNYA setiap hari? Karena hanya Dialah Nasihat Ajaib(Yesaya5:9), Mau menghargai pemberian waktu yang ada pada kita? Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan_pertemuan ibadah kita(Ibrani 10:25). Ibadah pribadi, pertemuan dengan Tuhan secara pribadi jangan kita tinggalkan. Baca Firman setiap hari. Renungkan Firman Tuhan setiap waktu. Dengan demikian kita ada dalam kebersamaan dengan Tuhan setiap hari. Untuk kita dapat hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, yakni saling memberi nasihat. Kalau kita tidak mendapatkan Nasihat dari Penasihat Ajaib, jangan-jangan kita akan menyesatkan, kita tidak dapat hidup dalam kebersamaan yang nyata, yang saling menasihati(Ibrani 10:25).

2.     Konfirmasi Bukan Asumsi
Hilangnya kebersamaan sering kali disebabkan asumsi pribadi, kita seringkali berpikir yang tidak sebenarnya. Kita berpikir orang kaya, orang berpendidikan, orang berkedudukan tidak mau bergaul dengan orang miskin, orang tidak berpendidikan dan orang yang tidak memiliki posisi(pangkat) sehingga kita membuat jarak untuk bersama. Asumsi-asumsi dalam diri kita sering kali mendahului sebuah kenyataan. Asumsi sering membuat kekeliruan antara kita dan orang lain. Kata Antonio D. Martin. ASSUME adalah ASS antara U dan ME. Kekeliruan antara kamu dan saya. Oleh karena itu lebih baik segala sesuatu kita konfirmasi, jangan berasumi. Konfirmasi adalah penegasan kepada atau dari seseorang. Kita harus memperoleh penegasan, untuk kita tetap dalam kebersamaan. Orang-orang Israel tidak dapat menerima Yesus Kristus karena asumsinya, murid-murid Yesus tidak dalam kebersamaan saat Yesus menjalani penderitaan hingga kayu salib, karena mereka berasumi Allah harus perkasa, mereka berasumi Yesus raja orang Yahudi secara lahiriah. Mereka tidak pernah menerima konfirmasi Kristus Yesus.
Ada sebuah kisah
Anto adalah salah satu pegawai yang cukup sibuk yang bekerja untuk salah satu perusahaan swasta terkemuka, sehingga seringkali ia pulang kerja hingga larut malam. Suatu ketika Anto pulang kerja, ternyata Budi (anaknya) yang masih kelas 2 SD membukakan pintu untuknya, dan sepertinya Budi memang sengaja menunggu ayahnya tiba di rumah. “Kok kamu belum tidur?”, sapa Anto setelah mencium keningnya. Budi menjawab,“Aku memang sengaja menunggu ayah pulang karena aku ingin bertanya, berapa sih gaji ayah?”. “Lho, kok kamu nanya gaji ayah sih?”, “Nggak, Budi cuma mau tahu aja ayah..”, timpal Budi. Ayahnya pun menjawab, “Kamu hitung sendiri, setiap hari ayah bekerja 10 jam dan dibayar Rp.400.000, dan tiap bulan rata-rata ayah bekerja 25 hari. Hayoo.. jadi berapa gaji ayah dalam 1 bulan?”. Budi langsung bergegas mengambil pensilnya, sementara ayahnya melepas sepatu. Ketika Anto beranjak menuju kamar, Budi berlari mengikutinya.
Kemudian Budi menjawabnya, “Kalo 1 hari ayah dibayar Rp.400.000 untuk 10 jam, berarti 1 jam ayah digaji Rp.40.000 donk?”. “Pinter anak ayah sekarang ya.., sekarang kamu cuci kaki dan tidur ya”, jawab ayahnya. Tetapi, Budi tidak juga beranjak. Sambil memperhatikan ayahnya ganti pakaian, Budi kembali bertanya, “Ayah, boleh pinjam uang 5rb nggak?”. “Sudah, buat apa uang malam-malam begini?! Ayah capek, mau mandi dulu, sekarang kamu tidur!”, jawab ayahnya. Dengan wajah melas Budi menjawab, “Tapi ayah..”, ayahnya pun langsung menghardiknya, “Ayah bilang tidur!!”. Anak kecil itupun langsung berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Anto menyesali perbuatannya yang telah menghardik anaknya tersebut. Ia pun melihat kondisi anaknya tersebut. Dan ternyata, anak kesayangannya itu belum tidur. Ternyata Budi dilihatnya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000 di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala anaknya itu, Anto berkata, “Maafkan ayah ya nak. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok kita beli ya. Jangankan minta 5rb, lebih dari itupun ayah kasih”. Budipun menjawab, “Ayah, aku nggak minta uang. Aku cuma mau minjem. Nanti aku kembalikan lagi setelah aku nabung minggu ini”. “Iya iya, tapi buat apa?”, tanya Budi dengan lembut. “Aku nunggu ayah dari jam 8 tadi, aku mau ngajak ayah main ular tangga. Cuma tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang, kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ternyata cuma ada Rp.15.000. tapi, karena ayah bilang ayah tiap 1 jam ayah digaji Rp.40.000, jadi setengah jamnya ayah digaji Rp.20.000. Uang tabunganku kurang 5rb, jadi makanya aku mau pinjam uang ayah 5rb”, jawab Budi dengan polos.
Si anak tidak dapat kebersamaan dengan orang tuannya karena asumsinya: ia berpikir harus membayar waktu orang tuanya. Seandainya ia mengkonfirmasikan, apakah aku harus membayar ayah untuk bermain-main dengan aku? Saya yakin ayahnya berkata: aku tidak perlu dibayar. Kisah ini juga mengajarkan betapa kebersamaan sangat dibutuhkan orang banyak, betapas pentingnya sebuah kebersamaan.
Banyak diantara kita berasumsi negative akan orang lain, sehingga kita tidak dapat dalam kebersamaan, kita berpikir orang itu angkuh, sombong dan hanya mau bergaul dengan orang kaya, dan sebagainya. Mulai saat ini  kita belajar mengkonfirmasi, dengan melangkah, mencari tahu yang sebenarnya bukan menerka-nerka semata. Agar kita dapat hidup dalam kebersamaan. Tuhan Yesus Memberkati