"Adalah lebih berbahagia Memberi daripada menerima" itulah
yang diungkapkan Rasul PAULUS dalam Kisah Para Rasul 20:35...benarkah? mungkin
kita berkata: ungkapan itu benar,karena orang yang memberi pasti lebih mapan
daripada yang menerima. oh bukan itu yang dimaksud Paulus bahagia. Jika kita
bandingkan dengan kisah janda miskin yang mempersembahkan uangnya yang 2 peser.
Ternyata memberi bukan masalah mapan
atau tidak( Markus 12:41-44). Kebahagiaan itu terletak pada nilai yang Tuhan
berikan. Tuhan lebih melihat kepada pengorbanan, inilah jiwa memberi yang Allah
ajarkan kepada orang percaya. Dalam
kisah ini persembahan janda miskin yang berkenan pada Allah, bukan orang kaya
yang memberi dalam kelimpahannya. Pemberian selalu di nilai dari besaranya, Nilainya.
Banyak penafsir berkata Tuhan tidak memandang berapa besarnya pemberian kita,
tapi Tuhan melihat hati. Benar memang Tuhan melihat hati. Oleh karena ukurannya
"hati" maka saya katakan Allah melihat atau menilai besaranya atau
nilai dari pemberian itu. Jika kita mempunyai uang seratus juta kita memberi Rp
500.000, pasti kita memberinya dengan ringan hati, tidak adat beban, namun jika
kita memiliki uang seratus ribu rupiah dan kita memberikannya semua, saya yakin
sangat berat untuk kita serahkannya. Karena uang itu sangat bernilai bagi
pemiliknya. Besar mana Rp 500.000 atau Rp 100.000 ? Tentu saja kita jawab besar
Rp 500.000. jawaban kita benar, jika kita hitung berdasarkan matematika, tapi
jika kita lihat dari sisi kepemilikan besar mana Nilainya?
Memberi adalah tindakan menyerahkan hak milik kita kepada penerima, meletakkan
hak kepemilikan.
Pembelajaran kita dalam memberi adalah masalah perkenanan Allah, apakah Allah berkenan pada pemberian
kita?bukan masalah perkenanan manusia( baca: kisah Habel dan Kain,Kej. 4:1-16).
Firman Allah juga berkata" jika engkau memberi dengan tangan kanan
janganlah diketahui tangan kirimu". Konsep ini ingin mengajarkan nilai
pemberian adalah perkenanan Allah bukan penilaian manusia, namun konsep ini menjadi
konsep kepicikan manusia,yakni menyembunyikan pemberian demi gengsi, demi harga
diri, bagaimana tidak? Uang yang sudah jelek dikuel-kuel hanya supaya tidak
dilihat orang,bukankah tambah hancur uangnya? Belum lagi menyusahkan bendahara
gereja yang harus merapikan uang, kalau perlu bendahara gereja harus punya setrika
uang,hahaha, karena uang pada lecek. uniknya dalam kantung kolekte banyak "uang
teroris" maksudnya uang yang bergambar orang bawa golok. Uang ongkos ke
toilet.
Kemana pemahaman adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima?
Memang memberi bukan membeli, maksudnya jika kita memberi jangan mengharapkan
imbalan. Membeli kita mengeluarkan uang pasti mendapatkan yang kita inginkan. Pertanyaannya
Apakah memberi yang dikenan Tuhan, Tuhan tidak memberi Kepada kita? Memberi
jangan seperti orang mancing ikan, kasih cacing dapat mujair, kasih pelet(ubi
matang yang diolah dengan telur) dapat ikan emas, kasih ikan kembung dapat
kakap merah.memberi persembahan untuk gereja bukan supaya, melainkan karena.
Karena kita sudah diberkati Tuhan,karena kita sudah dilimpahkan rezeki. saat
saya mengajak jemaat memberi janji iman pembangunan,saya berkata tuliskan apa
yang saudara inginkan? Seakan saya mengajarkan supaya Anda memberi mendapatkan
imbalan dari Tuhan. Seakan saya mengajarkan Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan Anda
baru memberi. bukan itu saudara, saya tidak mengajarkan saudara mendapatkan
baru memberi. Melainkan saya ingin mengajak saudara untuk belajar memberi
dengan korban syukur, dengan pengorbanan. Allah Bapa telah mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib demi dosa kita semua. Inilah contoh
memberi yang sungguh, dalam Khotbah Paskah saya di Ragunan, saya katakan Paskah
adalah pelajaran memberi. Saya tahu kondisi ekonomi saat ini,terutama bagi kita
orang-orang yang berekonomi lemah. Tapi saya ingin katakan dalam keadaan inilah
kita belajar memberi dengan sungguh.
Kalau kita memberi dengan sungguh,kita memberi dengan hati yang hancur,
dengan pengorbanan,yakni dengan ketidakmampuan kita, kita sedang belajar jadi
janda miskin yang memberi dengan 2 peser. Memberi dengan segenap hati, Memberi dengan segenap jiwa, Memberi dengan
kekuatan kita, itulah persembahan kita yang hidup, itulah sembah kita kepada
Allah. Kita benar-benar tersungkur dihadapan-Nya.
Pemberian yang dikenan Allah akan menghasilkan kecukupan hidup buat
kita, Allah tidak akan membiarkan orang yang memberi dengan pengorbanan menjadi
peminta-minta. Ingat kisah janda di Sarfat yang memberi makan Nabi Elia(baca: 1
Raja-raja 17: 7-24). Janda yang sedang kesulitan dalam ekonomi dimana saat itu
sedang terjadi kekeringan, terjadi kesukaran tidak turun hujan, tapi janda itu menjadi
saluran berkat bagi hamba Tuhan, janda itu memberi dengan kekurangannya,
memberi dengan pengorbananya, ia hanya memiliki segenggam tepung. Untuk sanak
keluarganya saja hanya cukup satu kali makan lalu Ia mati(ayat 12) namun tepung
dan minyak itu diberikan kepada nabi Elia. Apa yang terjadi? Janda itu hidup
berkecukupan saat kondisi kesukaran dan Ia berjumpa dengan Kuasa Tuhan, anaknya
dibangkitkan dari kematian(ayat 18-21).
Memberi yang berkorban adalah memberi dengan iman. Memberi dengan tindakan
nyata tanpa berfokus pada pengharapan,melainkan berfokus pada ketaatan. Apa itu
iman? Orang Kristen selalu menjawab: "iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang belum kita
lihat"(Ibrani 11:1). Seperti apakah? Ya itu tadi, bla bla(mengulang ibrani
11:1). Seperti apa dong? Ya itu, iman adalah dasar. Dasar apa? Dasar pengharap.
Maksudnya? Ya itu. Sulit sekali ketika menjabarkan tentang iman. Mendefinisikan
iman. Kita akan paham jika kita membaca Ibrani 11 dari ayat 1 sampai 39.
Alkitab menjelaskan iman adalah tindakan nyata untuk menggapai harapan. Saya mendefinisikannya
sebagai kesatuan ucapan dengan hati yang diimplementasikan dalam perbuatan/ketaatan.
Contoh : Abraham saat diperintahkan menyembelih anaknya, Ia berkata ya Tuhan,
lalu perkataannya diintegrasikan di hati lalu dinyatakan dalam tindakan/ketaatan.
Abraham membawa anaknya ke gunung Moria
untuk dipersembahkan pada Allah,karena ketaatannya Allah menyediakan korban
bakaran yang sesungguhnya, Allah menyediakan yang dibutuhkan Abraham. oleh
karena itulah Abraham di sebut Bapa orang percaya. Orang yang beriman. Dalam
peristiwa ini pun kita melihat orang yang beriman, yang memberi dengan iman,
Allah Sediakan keperluannya.
Bertindaklah dengan iman, untuk membuktikan apa yang ada sudah katakan.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar