Minggu, 22 Juni 2008

TUHAN DEKAT DENGAN ORANG TERLUKA

Pelayanan kesembuhan batin ( inner heling ) terkait erat dalam pelayanan konseling, pelepasan ( ocultisme ) dan pemulihan keluarga. Fokus pelayanan kesembuhan batin adalah memfasilitasi emosi individu yang terluka supaya dapat disembuhkan dengan jamahanKasih Kristus, lewat doa.
Secara psikologis kegiatan doa, baik pujian, penyembahan, atau doa dalam kelompok ternyata dapat menurunkan tingkat stress seeorang. Hasil penelitian menunjukkan, individu yangs ering pergi ke gerej, membaca Alkitab dan berdoa, biasanya memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah dibanding individu yang melakukan kegiatan rohani tersebut.
Dengan doa, setidak-tidaknya seseorang yang sedang melakukan katarsis emosi ( pelepasan emosi yang menekan ). Ia menyerahkan diri kepada Tuhan dan mempersilahkan Tuhan bekerja di dalam hidupnya. Ia berusaha menyelaraskan kehendak dirinya sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka akan terbentuk sikap hidup pemenang, tidak mudah menyerah, dan melatih cara berfikir yang positip.
Memasang " Topeng Kesempurnaan "
Banyak orang yang lahir baru ingin bertumbuh dewasa dalam iman tetapi tidak dapat mengelola hambatan-hambatan emosinya. Dampak paling beratnya adalah mereka memiliki persepsi yang keliru tentang Tuhan. Misalkan muncul konsep bahwa Tuhan tidak peduli terhadap orang yang bermasalah seperti dirinya. Tuhan dianggap kejam. Bahkan mereka yang sudah lahir baru dan aktif dalam pelayananpun secara tidak sadar tetap berkutat dalam konflik-konflik batin itu.
Kondisi ini membuat ia gampang menghakimi orang lain, terutama jika seseorang melakukan kesalahan sekecil apapun, baginya adalah tanda ketidaksempurnaaan. Dengan konsep ini merasa "memilki hak" untuk meyalahkan semua orang di gerejanya, termasuk gembalanya dan seniorkan.
Inner Healing
Akar persoalannya adalah keinginan dosa, walaupun seseorang telah lahir baru. Rasul Paulus pun mengalami hal ini ketika dia melayani jemaat di Roma. Ia bergumul karena ada pertentangan antara batin dengan keinginan tubuhnya ( Roma 7 : 13 : 26 ).
Sebenarnya roh kita rindu mengampuni orang telah menyakiti kita tetapi keinginan daging masih menuntut untuk dipuaskan dengan cara membenci, menyimpan bahkan emmbalas dendam.
Kepada orang-orang "terluka" ini gereja harus menyediakan sarana penyembuhan melalui retreat pemulihan, pelayanan konseling, dan pelayanan sejenis lainnya agar pertumbuhan rohaninya tidak terhambat. Tuhan itu dekat dengan orang yang terluka ( Yesaya 61 : 1,3 kata remuk disini adalah " bruises" sama dengan pengertian luka : Mazmur 147 : 3 )
Artinya gereja harus menyelenggarakan pemuridan sehingga Firman Tuhan dapat menjadi gerak hidup setiap orang percaya. Dengan pemuridan diharapkan jemaat siap mengalami jamahan Kasih Tuhan yang nyata agar kasih Tuhan yang nyata mampu merespon kejadian-kejadian yang mengecewaan dikemudian hari dengan cara yang Alkitabiah. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada Timotius untuk menggunakan Firman Tuhan sebagai sarana untuk mendewasakan iman jemaat ( 2 Tim 3 : 16-17 )


Penulis : Andreas Tri Winarto - Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta )

Tidak ada komentar: