Senin, 03 Maret 2008

PENYAKIT YANG DIABAIKAN !

1 Petrus 5:7
“ Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu ”


Suatu jenis penyakit yang menurut saya kurang disadari oleh manusia adalah kuatir, saya mengatakan kuatir merupakan jenis penyakit, karena hal itu mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Kuatir adalah keadaan pikiran seseorang yang dalam kondisi ketakutan akan sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya, yakni sesuatu yang tidak menyenangkan dirinya.
Dalam firman Allah, kuatir tidak diinginkan terjadi terhadap orang percaya. Mengapa? Pada pembacaan firman tadi (1 Petrus 5 : 7 ). Petrus memerintahkan agar kekuatiran kita serahkan kepada Allah
Mengenai kuatir ini ada dua pandangan :
Pertama
bahwa anak-anak Tuhan tidak boleh kuatir, titik, pokoknya apapun tidak boleh kuatir.
Kedua berkata ada kuatir putih dan ada kuatir hitam, maksudnya ada kuatir yang boleh atau layak dan ada yang tidak layak. Misal: seorang ayah atau ibu wajar kuatir akan anak yang belum pulang karena hari sudah larut malam. Menurut saya dari beberapa ayat firman Allah, menunjukan bahwa setiap manusia ada rasa kuatir, oleh karena itu Allah menganjurkan: “Jangan kuatir”, “Serahkanlah kuatirmu”, dan sebagainya.
Memang dari kedua ayat ini juga kita bisa menyimpulkan bahwa anak-anak Tuhan atau orang percaya tidak boleh kuatir tapi sesungguhnya kuatir itu ada, karena kuatir adalah emosi atau perasaan. Kita akan menjadi bingung jika memperdebatkan paham yang ada. Mari kita belajar apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan ini menurut saya setiap orang pasti mempunyai emosi atau perasaan dan jika perasaan itu di isi dengan pikiran negative atau suatu pemikiran akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan maka seseorang akan kuatir, entah itu kuatir akan ekonominya,yakni usahanya, kerjaannya, kuatir akan jodohnya, kuatir akan masa depannya dll. Kembali kepada firman Allah dalam 1 Petrus 5:7 yang berkata :” Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”. Firman ini diucapkan oleh Rasul Petrus. Kalau kita melihat kehidupan Rasul Petrus, kita tahu bahwa ia juga adalah orang yang kuatir, hal itu terbukti ketika ia melihat Tuhan Yesus di danau Galilea, saat itu Tuhan Yesus berjalan di atas air, dan Petrus berkata hantu, lalu Yesus menjawab ini Aku, jika engkau Tuhan suruhlah aku berjalan di atas air, Yesus menjawab berjalanlah! Lalu Petrus berjalan di atas air, tapi karena angin besar, ia kuatir lalu tengelam dalam air ( Matius 14:26-30 ). Hal itu menunjukan Pertrus kuatir. Kita juga tahu bahwa ia gagah berani : saat Tuhan Yesus mau ditangkap para imam besar, ia yang maju dan menebas telinga hamba Imam Besar.( Matius 26:51 ).

Dan ia juga yang berkata ” Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak. Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga. ( Matius 26:33, 35 ). Dan kita juga tahu siapa yang menyangkal Kristus 3 kali? Yakni Petrus. Ketika Yesus disalibkan Petrus menyangkal bahwa ia murid kritus, ia takut, kuatir, ia juga akan disalibkan. Tapi mengapa ia berani berkata: “ Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu ”. Mungkin kalau kita hidup saat itu, kita akan berkata “ ah lu ngomong doang, buktinya lu kuatir. Ngajarin gua. Sekarang saya Permisi Tanya jika anda ingin berobat, anda cari yang berpengalaman atau yang belum berpengalaman? Kalau anda ingin belajar sesuatu anda pilih mana yang berpengalaman atau yang tidak punya pengalaman meskipun ia pintar? Pasti semua berkata” yang pengalaman! Itulah Petrus. Ia berani berkata karena ia berpengalaman, ia berani mengajarkan umat Allah yang lainnya karena ia mengalamai kekuatiran.


Mengapa kita tidak boleh kuatir ?

Kuatir itu adalah penyakit pikiran yang berbahaya. Ia bisa membuat seseorang tak berdaya. Sebab itu kuatir saya katakan “penyakit” karena penyakit umumnya membuat orang tak berdaya. Jika kita kuatir. Saat mau melakukan ini ia kuatir itu, mau melakukan itu ia kuatir ini. Sehingga ia tidak bergerak, ia tak berdaya. Petrus pernah kuatir ketika ia berjalan di atas air, sehingga ia tenggelam dan tak berdaya. Petrus pernah kuatir akan keperkasaan Tuhan Yesus ketika Yesus disalib, maka ia tak berdaya, hanya ditanya sama anak kecil ia ketakutan dan menyangkal sampai 3 kali. Oleh karena itu Petrus berkata kepada kita semua: ”Serahkanlah kuatirmu pada Allah”. Sebagai orang percaya kita juga sering kali kuatir, kita kurang mempercayai keperkasaan Tuhan Yesus, kita takut hidup kita tidak berkecukupan, kita takut tidak dapat jodoh, kita kuatir tidak dapat pekerjaan, kita kuatir dagangan kita tidak laku, dan sebagainya. Ingat itu adalah penyakit ! Kita tidak boleh kuatir.

Kuatir itu adalah musuh Allah. Orang yang kuatir kata Petrus ia tidak merendahkan dirinya kepada Allah.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya” ( ayat 6). Orang yang tidak merendahkan dirinya kepada Allah adalah orang yang tidak percaya. Orang yang tidak percaya adalah orang yang congkak/ sombong dan orang yang congkak/sombong adalah musuh Allah. Perhatikan! 1Petrus 5:5: “ Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati”. Petrus pernah menjadi musuh Allah, sehingga ia pernah ditanya oleh Yesus: “Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.(Yoh 21:17). Yesus tahu bahwa Petrus lebih mengasihi dirinya dan dunia ini. Yakobus berkata: “ Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah ? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. Orang-orang yang terlalu kuatir, dikuasai kekuatiran adalah orang-orang yang terlalu mengasihi diri sendiri dan terlalu mengasihi dunia ini. Oleh karena itulah saya katakan kuatir adalah musuh Allah. Memang! tidak ada orang di dunia ini yang tidak mengasihi dirinya sendiri, kalau ada ia sudah tidak waras. Oleh sebab itulah saya katakan setiap orang pasti ada kuatir, karena ia mengasisi dirinya. Ada emosi atau perasaan takut dirinya tak terpelihara. Tapi kita harus ingat kasih kepada diri sendiri tidak boleh melebihi kasih kepada Allah. Makanya hukum Taurat atau hukum yang utama dan kedua berkata: “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.(Matius 22:37-39). Dalam hukum ini kita diajarkan harus mengasihi diri sendiri, tapi terlebih dari itu kita harus mengutamakan Allah. Firman Allah tidak berkata:”kasihilah dirimu lalu kasihilah sesamamu, tapi firman itu berbunyi: ” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri ” kita harus lebih mengasihi Allah. Terbuktilah orang yang kuatir terlalu mengasihi diri sendiri, karena pikirannya selalu tertuju kepada diri sendiri, bagaimana nanti saya, ya ? Kalau saya lakukan ini bagaimanan nanti saya ya ? Kalau terjadi itu bagaimana nanti saya yach? Oleh karena itu Yesus berkata: “jangan kamu kuatir” dan Rasul Petrus berkata: “ serahkanlah kuatirmu pada Allah ! ”

Kita sudah tahu mengapa kita tidak boleh kuatir ? Pertama agar kita tidak sakit / tidak berdaya. Kedua agar kita tidak menjadi musuh Allah. Orang yang dimusuhi Allah tidak akan ada berkat, hanya orang – orang yang dikasihiNyalah yang beroleh berkat ( Mazmur 127:2; Ulangan 11:13-14 ). Amin! Firman Allah sesungguhnya mengajarkan kita supaya tidak kuatir, mengajarkan bagaimana supaya tidak kuatir? Atau bagaimana kita memanagemen emosi kita?
Rasul Petrus berkata: serahkanlah kuatirmu pada Allah! Maka kita dapat simpulkan agar kita tidak kuatir, kita harus serahkan kuatir kita, saya sudah katakan Kuatir adalah keadaan pikiran seseorang yang dalam kondisi ketakutan akan sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya, yakni sesuatu yang tidak menyenangkan dirinya. Dari mana kita tahu bahwa kita sedang kuatir, yakni dari perasaan kita/ hati kita yang tidak tentram. Oleh karena itu agar kita tidak sakit/tak berdaya dan jadi musuh Allah, kita serahkan pikiran kita pada Allah. Lho, bagaimana caranya? Kok pikiran kita serahkan pada Allah! Mana bisa! Maksudnya serahkan adalah pikiran yang buruk, yang menduga-duga akan terjadi sesuatu yang tidak baik, kita ganti dengan pikiran yang baik, dengan jalan memikirkan kebaikan Allah.

Dalam pembelajaran motivasi ada yang namanya hukum focus, hal itu dipopularkan oleh Antoni Robin. Maksudnya kita diajarkan agar pikiran kita memfokuskan sesuatu. Misalnya titik, yang tadinya besar kita perkecil, perkecil lagi dan kita bawa ke ujung matahari dan kita buang. Pesssssst. Kita ganti pikiran baru yang menyenangkan, proyeksikan itu terjadi pada diri kita.hal hasil pikiran kita menjadi baru dan perasaan menjadi tenang. Hal itulah yang sesungguhnya diajarkan firman Allah, Karena kata “serahkanlah” berasal dari kata asli “epiripsantes” yang diterjemahkan menjadi “ Casting ” yang artinya : membuang, melemparkan atau memproyeksikan, membentuk dan menyusun. Sesuailah dengan apa yang dikatakan hukum focus itu.
Bahwa yang dimaksud serahkan kekuatiran kita yang memfokuskan pada kebaikan Allah. Kekuatiran yang menghantui pikiran kita kita perkecil dan kita buang, lalu kita proyeksikan kebaikan-kebaikan Allah, kita proyeksikan keMaha-Kuasa-an Allah. Misalnya: kita sedang kuatir akan jodoh kita, wah usia saya sudah kepala 3 nich. Gak ada pria / manita yang lirik-lirik saya, maka kita perkecil pikiran itu dan kita buang, ganti dengan pikiran Allah menyediakan yang kuperlukan, Allah menyiapkan tulang rusukku, Allah menyiapkan jodohku. Tapi jangan naïf, maksudnya jangan berdiam diri. Lakukan dekati orang yang anda suka, kalau perlu nyatakan. Misalnya dalam usaha/dagang ketika pikiran kita bahkan kita diperhadapkan kenyataan usaha kiat pailit, mungkin pikiran kita bersuara begini : Allah kejam Allah tak peduli, Allah sedang menghukum aku, dan sebaginya, kita perkecil pikiran itu dan buang jauh-jauh, ganti RancanganNya selalu baik(Yes 29:11), hidupku dalam ujian aku harus selesaikan ujian ini agar aku lulus, yes ! kita bertindak belajar marketing yang dan sebagainya. Hukum focus ini juga sama seperti apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam II Korintus 10:5 “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”.Jadi kita taklukan pikiran jahat itu dan kita pikirkan kebenaran. Karena pikiran jahat itu berasal dari si Iblis.
“ Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum - aum dan mencari orang yang dapat ditelannya ” (I Petrus 5:8 ). Apa yang ditelan si Iblis? Yakni pikiran kita.
Bogor, 02 Maret 2008


Oleh : Pdm. Ridwan Kurniawan

Tidak ada komentar: