Kamis, 08 Mei 2008

ATTITUDE ILAHI

Bacaan: Yohanes 5:1-18

Dalam ayat 1 Yohanes menjelaskan perjalanan Yesus dari Kana pergi ke Yerusalem menuju ke rumah ibadah. Ayat 2-4 menjelaskan ada suatu tempat di Yerusalem yang bernama kolam Betesda, yakni tempat orang mencari kesembuhan dengan menantikan goncangan air, siapa yang lebih dahulu masuk kedalam kolam saat goncangan terjadi dialah yang mendapat kesembuhan. Ayat 5-6 Yohanes menjelaskan bahwa Yesus melintasi kolam itu dan berjumpa dengan orang yang sakit lumpuh selama 38 tahun. Yohanes menjelaskan bahwa Yesus tahu orang itu sudah lama sakit, sehingga Ia bertanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”Kata Yesus kepadanya:”bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Hal ini menunjukan ke-Allah-an Yesus Kristus. Allah yang maha Tahu dan Allah yang peduli.

Dalam kisah pasal sebelumnya, baik tentang mujizat dan penyembuhan saya memaparkan sisi manusia bersikap, yang pada intinya manusia harus bertindak atau taat untuk memperoleh mujizat & kesembuhan. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak bapak, ibu, saudara/I yang dikasih Tuhan, untuk melihat sikap Allah atau kita sebut karakter Allah. Dari Firman Allah ini kita dapat melihat beberapa sikap Allah kita, yakni :

Allah itu Penuh Perhatian / Peduli. Hal itu dikisahkan oleh Yohanes bahwa Yesus meperhatikan orang sakit itu. Ia bertanya: “Maukah engkau sembuh?” Allah itu Allah yang peduli, Dia sungguh penuh perhatian. Di dalam kepedulianNya Ia tidak mau memaksakan kehendak orang, Ia tetap memberikan kebebasan kepada manusia, “Maukah engkau? Dari hal ini juga kita dapat mengerti kenapa kita harus berdoa/ memohon kepada Tuhan yang Mahatahu? Karena Allah tidak ingin merusak kebebasan manusia. Dan doa manusia itu sebagai konfirmasi/peneguhan akan keinginan manusia itu. Seseorang belum tentu senang akan apa yang kita berikan atas keinginan kita, tapi orang akan senang kalau dia menerima akan apa yang dia inginkan.
Saat ini mungkin kita sedang dalam permasalahan yang begitu berat. Mungkin sakit, mungkin ekonomi kurang baik dan sebagainya. Allah sedang bertanya: “maukah anda sembuh?”, “maukah ekonomi anda pulih?” Sungguh Allah peduli dengan saudara. Bagaimana respon anda?
Suatu hal yang kita dapat dari peristiwa ini dalam merespon kepedulian Allah. Yakni, sering kali kita tidak yakin akan Allah dan diri sendiri. Kita mungkin sering menjawab seperti orang lumpuh itu:“Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku(menolong aku) ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”(aku tidak bisa apa-apa, aku tidak bisa jalan, tidak punya modal, tidak ada kepintaran, tidak…-Kalau orang lain bisa,orang lain punya modal, punya kepintaran, punya…). Kita tidak percaya kalau Allah menyertai kita dan Dia ada dalam kita. Yakini Allah itu peduli, Ia pasti menolong kita. Allah menginginkan kita bertindak “Bangun, dan Berjalanlah”. Amin!

Allah itu Sang Motivator Sejati. Yesus berkata: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Yesus memberikan semangat, memberikan motivasi. Perkataan Yesus pada orang sakit itu bukan sekedar perintah, melainkan sebuah motivasi. Yesus tahu orang itu lumpuh, tidak bisa jalan, tapi Ia berkata “Bangunlah!”, Mengapa? Karena Yesus menginginkan suatu respon dari orang itu, sikap aktif dari diri orang itu. Nyata Yesus tidak membangunkan dengan kekuatanNYA atau tanganNya. Karena Yesus Tahu Allah Bapa telah memberikan sesuatu apa adanya pada setiap manusia, yang dapat manusia gunakan sebagaimana mestinya untuk kemuliaanNya dan diri manusia itu. Namun manusia seringkali tidak menggunakan sebagaimana mestinya melainkan sebaliknya. Suatu hal yang jelas dari peristiwa ini kenapa orang itu sakit? Karena dosanya, karena tidak menggunakan apa yang dari Tuhan sebagaimana mestinya(Melanggar perintah Tuhan, ayat 14).
Bagaimana kita dapat medengarkan perkataan Sang Motivator(Perkataan Yesus)? Ia telah berbicara banyak untuk manusia melalui Alkitab(Firman Allah), baca maka anda banyak mendapatkan Spirit(Roh ) dariNya.

Ada 3 Sikap Allah terhadap manusia:

Penuh perhatian/peduli dan memberikan kebebasan memilih, Ia memberi semangat/memotivasi. Kalau sikap Allah demikian. Apakah Allah berdiam diri? Tidak, sesungguhnya Ia telah lebih dahulu bertindak untuk manusia, Ia yang menciptakan, Ia juga yang menyelamatkan dengan rela mati di atas kayu salib, dan mencurahkan Roh Kudus bagi kita. Allah lebih dahulu bertindak. Dia memberi contoh/teladan bagi kita dengan Bertindak. Benar kata A.M. Hunter dalam khotbahnya;”Jatung injil adalah Tindakan Allah” Allah telah menganugerahkan anaknya yang tunggal supaya yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal(Yoh.3:16). Saya mengutip perkataan Andrie Wongo, motivator No 1 Indonesia “Kita ini majikan diri kita sendiri” maksudnya segala sesuatu yang kita inginkan terjadi oleh diri kita sendiri, tidak ada kata nasib, sukses dan gagal tergantung diri sendiri. Ya! benar “kita ini majikan diri kita sendiri”, namun kita tidak dapat hidup independent (berdiri sendiri) dan kita juga tidak boleh dependent (bergantung terus pada orang lain) kita itu interdependent (saling bergantungan)

Manusia yang independent(berdiri sendiri): memakai kekuatannya sendiri, merasa ia mampu super bisa, akan jatuh dan suatu saat menyadari ia tidak dapat berjalan sendiri. Manusia yang dependent (bergantung terus pada orang lain/ kepada Tuhan): selalu bergantung/mengandalkan orang lain, selalu berserah pada Tuhan dalam pengertian salah, yakni:bersikap pasip tidak mau bertindak. Ia akan jatuh, itu tidak sesuai dengan sikap Allah yang menginginkan sikap aktif/responsif (bertindak).Manusia yang interdependent itulah yang diinginkan Allah, yang bergantung kepada Allah dan menjalankannya setiap perintah Allah/petunjuk-petunjukNya. Manusia sangat membutuhkan alam sekitarnya,terutama udara. Dan lainnya.

Kita belajar dari ciptaan Allah,yakni pohon. Mengapa sebuah pohon itu begitu kuat, kokoh tidak rubuh ketika angin kencang menerpanya? Karena batangnya besarkah? Tidak! Karena banyak rantingnyakah? Tidak! Melainkan karena akarnya yang menusuk kedalam. Mengapa akar itu kuat? Karena ia hidup interdependent. Ia tidak independent (bersandar pada dirinya sendiri) ia membutuhkan kekuatan luar, seperti cacing, air, matahari dan lainnya. Namun demikian ia tidak dependent (bergantung terus) melainkan ia bertindak menjalar.

Firman Allah berkata: Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.(Ams.3:5). Allah menginginkan kita tidak bersandar pada pengertian kita sendiri, jika kita bersandar pada pengertian diri sendiri suatu saat kita akan terbentur dengan keterbatasan kita, tubuh kita akan lemah/sakit. Kita perlu petunjuk/pengarahan dari Allah. Kita tidak dapat mengenal diri kita sendiri, tapi kita tahu diri kita sendiri dari Allah yang menciptakan kita. Kita tidak tahu fungsi dari suatu benda, kalau tidak ada petunjuk dari pembuatnya. Begitu juga untuk mengetahui diri kita. Kita perlu bertanya pada pembuatnya, yakni Allah. Dia lah yang mengerti diri kita yang mampu memotivasi kearah yang benar, Dia tidak hanya memberi semangat/memotivasi, tapi Ia sendiri telah lebih dahulu bertindak untuk kita, dan berjanji menyertai jalan kita. Oleh karena itulah saya katakan “Yesus adalah Sang Motivator Sejati.”
Bagaimana kita bertindak? Tentu bertindak seperti Allah Bapa bertindak. Yesus berkata: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga”(ayat 17). Tindakan kita harus sesuai dengan tindakan Allah Bapa, yang penuh perhatian dan semangat.
Tindakan adalah bukti pengakuan kita akan Kristus Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita. Seperti kata Firman: “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”(Ams.3:6) Amin! Selamat bertindak dalam iman.

Oleh : Pdm. Ridwan Kurniawan S.Th

Tidak ada komentar: