Jumat, 12 September 2008

Doa Bukan Sekedar Kata-Kata TAPI Keyakinan

Sebagai orang beriman, saya tidak henti-hentinya mengangkat tema ”Doa” yang sangat melekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Menjadi Kristen sejak lahir sudah menjadi kebiasaan saya dalam keseharian saya melakukan doa. Mulai dari belajar di rumah sampai mengenal doa lebih dalam di Gereja.

Papa dan mama saya mengajarkan doa itu penting dan harus kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Saya melakukan doa hanya sebatas rutinitas orang Kristen yang saya dapat melalui pengajaran keluarga dan belum mampu memaknai doa dengan keyakinan saya serta kebutuhan saya.

Doa itu kebutuhan manusia yang harus kita penuhi setiap hari. Saat ini saya menjadikan doa adalah ”bensin” kehidupan yang akan menggerakkan motor kehidupan saya dan ”nafas” kehidupan saya yang apabila di cabut dan dilupakan saya akan mati. ( 2 Tesalonika 5 : 17 )

”Doa adalah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan dan menjadikan doa sebagai gaya hidup kita” ( Helena )

Ini adalah pengalaman saya sebagai orang Kristen yang melakukan doa setiap pagi sebelum saya melakukan aktivitas saya. Suatu ketika saya ”terlalu sibuk” dengan diri sendiri dan pekerjaan sehingga saya harus pergi ke kantor pagi-pagi dan melupakan kebutuhan saya. Hasilnya, saya merasa ada yang ”kurang” saat saya beraktivitas. Ada yang hilang saat saya tidak mengisi ”bensin” kehidupan saya sebelum berangkat bekerja.

Dengan menundukkan kepala serta berdiam diri sejenak, saya lakukan di depan meja kerja saya dengan ucapan syukur saya memohon penyertaan Tuhan. Saya melakukannya hanya beberapa menit saja sebagai ”kebutuhan” bukan ”kebiasaan atau kewajiban” sebagai orang Kristen. Saya melanjutkan pekerjaan saya dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan mendampingi serta memberkati saya.

Bukan panjangnya kata-kata dan indahnya kalimat maka Tuhan mendengarkan doa kita tapi Tuhan akan melihat hati kita dan ketulusan kita saat mengucapkan kalimat-kalimat kepadaNya. Tuhan juga mengajarkan kita mengenai ”Doa” dalam Matius 6 : 9-13.

Saat Raja Hizkia berdoa dengan setulus hatinya dan memohon Allah menyembuhkannya, Allah menaruh belas kasihan padanya. Bukan hanya kesembuhan yang diterima oleh Raja Hizkia tapi penambahan umur yang membuatnya semakin hormat pada Allah.

” Berdoa adalah berubah. Doa merupakan salah satu sarana utama Tuhan untuk mengubah kita. Semakin dekat kita menghampiri hati Tuhan maka kita akan semakin merasakan kebutuhan dan kerinduan menjadi serupa dengan Kristus ” ( Richard J. Foster )

Doa yang kita lakukan tidak harus selalu berfokus pada diri kita, mendoakan orang lain dan memohon berkat bagi mereka adalah tindakan nyata kita mengasihi sesama kita. ” Jika kita sungguh mengasihi orang, kita akan menginginkan agar mereka mendapatkan jauh melebihi apa yang dapat kita berikan kepada mereka, dan hal ini akan membawa kita kepada doa. Doa syafaat adalah cara kita mengasihi sesama manusia”

Berani mendoakan musuh kita dan mengharapkan yang terbaik bagi pribadi yang memberikan luka dalam kehidupan kita adalah tantangan. Doa bukan sekedar kata-kata tapi sebuah keyakinan bahwa apa yang kita ucapkan dan katakan akan diberkati Tuhan dan dijawab Tuhan. Semuanya akan terlihat saat Allah yakin dengan ketulusan kita. ”Ya, Tidak, Tunggu” adalah jawaban doa yang harus kita dengarkan secara ”peka”. Mendengarkan suara Tuhan dan terus menerus menjalin relasi denganNya bentuk keyakinan kita sebagai anak Allah. Jadikan doa sebagai gaya hidup kita karna doa adalah nafas kehidupan kita.End


With Pray and Love
Helena

Tidak ada komentar: